GERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA UNTUK MENGUBAH DUNIA
>> Kamis, 20 November 2008
GERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
UNTUK MENGUBAH DUNIA
“Wahai orang yang berkemul (berselimut) ! bangunlah, lalu berilah peringatan !”
(QS. Al Muddatsir : 1-2)
”Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imron : 104)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperan di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang teratur”
Dalam islam, pemuda dianggap memiliki perang sangat penting untuk memobilisasikan kesadaran masyarakatnya. Imam Syahid Hassan A-Banna menyatakan bahwa “sejak dahulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya”.
Pemuda tidak hanya sekedar memiliki peran untuk memobilisasikan kesdaran umat saja. Pemuda juga dianggap memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk menghadapi krisis yang melanda masyarakatnya. Ia berfungsi sebagai unsur perubah masyarakat (Anasirut Taghyir), pembaharu umat (Tajdidul Ummat), dan faktor penting dalam usaha perbaikan umat (Ishlahul Ummat).
Sebagai unsur perubah masyarakat, Islam mendorong para pemuda, khususnya kaum terpelajarnya untuk senantiasa berani melakukan terobosan-terobosan yang diperlukan bagi masyarakatnya dalam rangka mencegah masyarakat tersebut dari stagnansi dan dan dekadensi. Dalam al-qur’an suarah Al-maa’idah ayat 54 Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman barang siapa yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lembut terhadap orang muknin, yang bersikap keras terhadap orang-ornag kafir, yang berjihad di jaln Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah akrunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui”.
Ayat ini memperlihatkan hubungan yang sanagt erat antara stagnansi dan dekadensi suatu masyarakat dengan kemungkinan lahirnya generasi baru dalam masyarakt itu, yang memiliki kualifikasi-kualifikasi yang dianggap akan mampu mengakhiri stagnansi dekadensi. Jadi, jika terjadi suatu krisis didalam masyarakat dan masyarakat tersebut menghindari diri dari usaha untuk melakukan perubahan, sudah merupakan sunatullah pula bagi lahirnya generasi yang akan mengambil insiatif perubahan.
Misi pertama yang harus dilakukan mahasiswa sebagai pemuda islam adalah beribadah dan melakukan kebajikan. Dalam hal ini adalah tujuan jangka pendek yang mencakup memperbaiki pribadi (indiividu), membangun keluarga islami, dan membimbing masyarakat.
Misi kedua adalah berjihad untuk menegakkan syariat islam. Hal ini merupakan tujuan jangka panjang yang mencakup memperbaiki pemerintahan, mengembalikan kekhalifahan, mencapai tampuk kepemimpinan, dan kepeloporan (Ustadziayah).
Menurut Hasan Al-Banna, marhalah atau tahapan dalam menjalankan misi-misi tersebut adalah :
1. Tahap lintasan-lintasan fikiran
2. Tahap perekrutan kemudian penataan
3. Tahap promosi dan pengenalan
4. Fase penyiapan dan pembentukan (pembinaan)
5. Fase amal dan mobilisasi (Tanfidz)
6. Fase daulah atau pembentukan beberapa negara yang memiliki referensi dan dasar pijakan yang sama.
7. Fase pengembalian eksistensi kenegaraan atau khilafah
8. Fase kepeloporan dunia.
Oleh karena itu, setiap umat atau kelompok yang ingin membentuk dan membina dirinya, mewujudkan cita-citanya, dan membela prinsip-prinsipnya, sangat membutuhkan kekuatan jiwa yang terekspresikan dalam beberapa hal yaitu:
1. tekad membaja yang tidak pernah melemah
2. kesetiaan yang teguh, yang tidak disusupi oleh kemunafikan dan penghianatan.
3. pengorbanan besar yang tidak terhalangi oleh ketamakan dan kebhakilan
4. pengenalan, keimanan, dan penghargaan kepada prinsip yang dapat menghindarkan diri dari kesalahn, penyimpangan, sikap tawar-menawar dalam masalah prinsip, serta tidak tertipu dengan prinsip-prinsip lainnya.
Untuk menjalankan hal-hal tersebut, perlu adanya manhaj tertentu yang menjadi acuan kerja dan memilki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Manhaj dan tujuan tersebut telah digariskan oleh para penyeru kebangkitan dan telah mereka upayakan realisasinya sebatas kemampuan dan usia yang tersedia. Jika tujuan itu belum tercapai karena jatah kehidupan di dunia untuk mereka sangat pendek, maka tampil generasi penerus adri kaumnya yang beramal sesuai manhaj mereka dan melanjutkan langkah terakhir yang mereka capai. Dan begitu seterusnya.
Dengan demikian, hal-hal yang dibutuhkan oleh sebuah kebangkitan adalah sebagai berikut:
1. tujuan yang jelas
2. manhaj yang jelas untuk menggapai tujuan yang dicanangkan
3. para aktivis yang menerapkan manhaj
4. para pengikut yang beramal sesuai dengan manhaj dan melanjutkan apa yang telah dibangun.
Saat ini dibutuhkan wadah gerakan mahasiswa islam untuk mengubah dunia yang merupakan wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Dunia dengan melakuakan hal-hal berikut :
1. Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
2. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah,
intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.
3. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.
4. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan
kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan
permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
5. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan
semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah
kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).
Wallahualam biswohab