PEMUDA PILIHAN

>> Selasa, 27 Januari 2009

Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; (13) - dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran". (14)
(QS Al Kahfi 13-14)
Pemuda dan masa muda merupakan tahapan hidup dan kehidupan manusia yang penuh vitalitas. Aktif, reaktif, kreatif, sekaligus idealis. Ketika penindasan sedang terjadi dalam suatu masyarakat dan bangsa, para pemuda tampil melakukan perlawanan. Ketika kebekuan sedang melanda kehidupan masyarakat, para pemuda muncul melakukan pendobrakan. Ketika terjadi pengerusakan terhadap nilai-nilai kehidupan, para pemuda tampil memberantas nya. Dan ketika kebencian kepada para Nabi, Utusan Allah melanda suatu kaum, para pemuda tampil menjadi pembela yang gigih, sekaligus menjadi pengikut-pengikut setia para Nabi.
Itulah beberapa karakter kehidupan pemuda yang terukir indah kalam khasanah sejarah umat manusia. Pemuda-pemuda pilihan yang namanya telah diabadikan alam pentas kehidupan manusia sejak dahulu kala
Pembela Kebenaran
Dalam catatan secara di dunia, terungkap dengan jelas tatkala Nabi Musa mengajak kaumnya untuk menyembah Allah swt, maka hanya para pemuda sajalah yang mau mengikutinya. Sedang lapisan masyarakat lainnya menolak tegas. Mereka takut pada ancaman dan siksaan penguasa. Allah swt, telah memberitahukan sikap positif para pemuda itu dalam Al-Quran surat Yunus 83, sbb:

Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (QS. Yunus 83)
Hal serupa terjadi pada tahun-tahun permulaan Rasulullah menyampaikan Risalah Islamiyah kepada ummat manusia, para pemuda lah yang lebih dulu menyambutnya dengan sepenuh hati. Mereka adalah Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqash, Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Mash’ud, Thalhah bin Ubaidillah, Zubail bin Awwam, Ali bin Abi Thalib, dan lain-lain yang umurnya kala itu rata-rata belum 20 tahun.
Sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang namanya menjadi buah bibir orang di masa itu, dan yang telah mengantarkan para pemuda itu memeluk Islam, usianya belum sampai 40 tahun.
Penghancur Kebatilan
Sebaliknya, para pemuda juga menjadi orang-orang pertama penghancur kebatilan. Ketika Raja Namrud memerintah secara kejam dan masyarakat menyembah patung-patung, maka pemuda Ibrahim tampil secara heroik menentang kekuasaan raja dan menghancurkan patung-patung sesembahan mereka.. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala, namanya Ibrahim”. (QS. Al-Anbiya 40)
Kemudian dalam kurun waktu yang berbeda, ketika kebatilan teramat kuat merasuki kehidupan masyarakat, suku dan bangsa lantaran dukungan penuh dari kalangan militer, birokrat, dan penguasa, para pemuda pilihan maju pantang mundur. Bahkan mereka menolak tawaran perdamaian dari para penguasa. Mereka menolak kompromi antara kebatilan dan kebenaran. Bagi mereka, antara keduanya tidak bisa disatukan. Bentuk dan sifat keduanya (kebatilan dan kebenaran) berbeda secara diametral. Jika tetap dipaksa mereka lebih suka memilih berlepas diri, dari pada hidup bersama kebatilan. Itulah sikap para pemuda Ashabul Kahfi, yang perjalanan hidupnya diabadikan secara indah dalam Al-Quran.
Mereka mengembara untuk menghindarkan diri dari kebatilan, sampai suatu gua mereka masuk dan beristirahat dengan tenang. Padahal di luar, penguasa terus memburuknya. Di dalam gua itu, mereka tidur pulas berhari-hari lamanya, bahkan bertahun-tahun dan berabad-abad, tanpa haus, lapar, maupun lelah. Mereka tidur panjang, melampaui zamannya, selama309 tahun (lihat QS Al-Kahfi 25). Sungguh ajaib!
Meski demikian, sewaktu Allah membangunkan mereka, mereka merasa seperti baru tidur sebentar saja, sebab semua yang ada di sekitarnya termasuk pakaian yang melekat di badannya masih utuh, tak kurang sedikit pun juga. Bahkan anjing yang setia menyertainya, tertidur juga. Dan ketika bangun anjing itu tetap menyalak, sehat tak kurang suatu apapun.
Itulah pertolongan Allah yang diberikan kepada para pemuda yang gigih melawan kebatilan. Mereka diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah sehingga memperoleh kejayaan (lihat QS Al-Kahfi 13-14)
Menjaga Kehormatan Dirinya
Pemuda yang namanya terukir indah, dan akan tetap dikenang sepanjang masa, adalah seorang pemuda yang berhasil memanfaatkan masa mudanya dengan sebaik-baiknya. Ia bukan hanya menjadi pembela bagi orang yang tertindas, dan tampil ke gelanggang menghancurkan segala bentuk kebatilan dan kemungkaran, namun juga memiliki kepribadian yang utuh dan kuat, tidak bersifat munafiq, dan tidak tergoda oleh segala bujuk rayu syaitan.
Itulah watak pemuda pilihan seperti Nabi Yusuf as, yang namanya menjadi perlambang ketampanan, kegagahan dan kebagusan di seantero jagad. Meskipun ia menjadi incaran bagi para gadis dan wanita cantik, dan berulang kali dibujuk dan dipaksa untuk berbuat maksiat serta memiliki banyak kesempatan, namun ia tetap menolak melakukan zina. Ia lebih rela dijebloskan ke penjara, karena tidak mau melayani nafsu seorang istri pejabat tinggi yang cantik, muda, kaya, dan terhormat, daripada harus melanggar aturan Allah. Dengan jujur Yusuf as berkata:

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf 33)
Berilmu dan Berwawasan Luas
Pemuda pilihan juga pemuda yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas, seperti yang diperlihatkan oleh Ali bin Abi Thalib.
Sejak masih kanak-kanak ia memang tekun menuntut ilmu dan membaca berbagai fenomena masyarakat. Ketika tumbuh menjadi pemuda, ilmu dan wawasan nya bertambah banyak, melebihi orang-orang yang seusianya. Beberapa Sahabat Senior tidak jarang menanyakan sesuatu masalah kepadanya, dan dijawab dengan tuntas. Ia menjadi gudang ilmu, sepeninggal Rasulullah saw. Dan dengan bijaksana ia berkata, “Tiap wadah (tempat) menjadi sempit dengan barang yang dimasukkan ke dalamnya, kecuali tempat ilmu, maka ia akan bertambah luas.” (dikutip dalam kitab Abqariyyatul al Imam Ali yang ditulis oleh Abbas Mahmoud al Aqqad).
Pernyataan itu benar. Ketika berbagai persoalan yang juga mengantar terjadinya berbagai kemelut di masyarakat dan pemerintahan, ia mampu menghadapinya dengan memberikan berbagai pandangan yang luas.
Pemuda pilihan memang harus memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Terlebih pada zaman sekarang ini dimana ilmu manusia sudah sangat maju.
Berakhlaq Mulia
Pemuda pilihan selain memiliki sikap-sikap positif di atas, juga harus berakhlaq mulia seperti yang terlihat pada diri Muhammad saw, jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi Utusan Allah. Begitu rupa keindahan akhlaq nya, sampai orang-orang menyebutnya “Al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya (jujur).
Syaih Shafiyyur Rahman Al Muarakfury, seorang penulis sejarah Nabi, dalam kitabnya yang berjudul “Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsun fis-Sirah an-Babawiyah ‘ala Shahibu Afdalish-Shalati Wassalam”, menulis sbb:
Nabi saw menonjol di tengah kaumnya karena perkataannya yang lemah lembut, akhlaqnya yang utama, sifat-sifatnya yang mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadiannya, paling bagus akhlaqnya, paling terhormat dalam pergaulannya dengan para tetangga, paling lemah lembut, paling jujur perkataannya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, paling banyak memenuhi janji, paling bisa dipercaya sehingga orang-orang menjulukinya “Al-Amin”, karena beliau menghimpun semua keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai Allah dan manusia.
Wal hasil, beliau adalah ushwah hasanah, contoh teladan yang baik sejak dari kanak-kanak sampai akhir hayatnya.
Keluhuran akhlaq sangat diperlukan bagi pemuda, sebab mereka akan menjadi tumpuan hidup bagi keluarganya, masyarakatnya, bangsa, dan negaranya, serta umat manusia pada umumnya. Di bagian lain, keluhuran akhlaq diperlukan bagi pemuda lantaran jasad mereka sedang mengalami proses pertumbuhan . Jika dalam proses pertumbuhan itu mereka diisi dengan akhlaq yang baik, maka akan menghantarkan jiwa mereka menjadi baik. Hidupnya menjadi bermakna, hati, pikiran, dan perasaannya bersih, penuh kasih sayang, tidak sombong, selalu berbuat baik kepada orang tua, konsisten kepada kebenaran dan selalu bertaqwa kepada Allah.
Itulah pemuda yang diisyaratkan oleh Allah, dalam Kitab-Nya Al-Quranul Karim, akan mendapat kesejahteraan pada Hari Kebangkitan nanti.

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (QS. Maryam 15)

Read more...

RUMAHTANGGA MUSLIM MENJAMIN KELANGSUNGAN DAKWAH

SALAH satu aspek penting dalam persiapan untuk melalui hidup secara Islam adalah menyediakan rumah tangga kita supaya menjadi rumah tangga Muslim. Rumah tangga yang mempunyai ciri-ciri keislaman yang sebenar sahaja boleh menyediakan persekitaran yang harmoni dan tarbawi (bercirikan tarbiah Islam), melahirkan kasih sayang, hormat menghormati serta pelaksanaan ibadah yang membawa kepada ketenangan dan ketenteraman. Rencana ini cuba membincangkan persoalan rumah tangga Islam dan kedudukannya dalam pembentukan generasi anak yang bakal memikul taklif (tanggungjawab) Islam. Rencana ini akan menumpukan perbincangan kepada beberapa aspek komunikasi dalam rumah tangga tersebut.
Pandangan Islam mengenai pembinaan rumahtangga.
Sebelum kita meneruskan perbincangan mengenai tajuk ini, mari kita fahami pengertian rumahtangga atau keluarga Muslim. Keluarga Muslim ialah keluarga yang meletakkan segala aktiviti pembentukan keluarganya sesuai dengan syari'at Islam.
Berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, terdapat beberapa tujuan penting pembentukan rumah tangga Muslim ini, iaitu:
(a) mendirikan syari'at Allah dalam segala urusan rumah tangga.
(b) mewujudkan ketenteraman dan ketenangan jiwa dan roh
"Dialah Yang Menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya" (al- A'raaf.. 189)
Di dalam surah ar-Rum ayat 21, Allah SWT telah berfirman yang maksudnya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri daripada jenismu supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berftkir. "
AI-Qurtubi telah mencatatkan komentar lbn Abbas mengenai 'mawaddah' yang dijelaskan sebagai 'cinta kasih seorang lelaki kepada isterinya dan 'rahmah' pula bermaksud 'rahmatnya agar isterinya jangan sampai menderita atau mengalami kesusaban'. Di sini dapat disimpulkan bahawa pembentukan rumah tangga Muslim itu diasaskan di atas 'mawaddah' dan 'rahmah'.
Suasana rumahtangga yang dibina di atas dasar cinta dan kasih sayang yang suci akan mententeramkan dan memberi ketenangan kepada jiwa dan roh dalam kehidupan pendakwah. Dalam hal ini tiada contoh yang lebih baik dan tepat daripada rumah tangga Rasuluillah SAW yang dibina bersama denga Saidatina Khadijah, terutama ketika menghadapi cabaran dan pengalaman baru yang memerlukan sokongan padu serta keyakinan tanpa sebarang keraguan si isteri.
Anak-anak yang dibentuk dalam suasana 'mawaddah' dan 'rahmah'akan menghasilkan peribadi yang bahagia, yakin diri, tenteram, kasih sayang serta jauh daripada kekacauan serta penyakit batin yang melemahkan peribadi.
(c) mewuiudkan sunnah Rasuluilah dengan melahirkan anak-anak soleh sehingga umat manusia merasa bangga dengan kehadiran kita.
(d) memenuhi keperluan cinta kasih anak-anak. Ketidakseimbangan atau ketandusan cinta kasih ini akan menyebabkan penyimpangan akhlak dan perilaku.
Di dalam perkahwinan dan pembentukan rumah tangga Muslim, Islam tidak menyempitkan tujuan perkahwinan kepada hanya untuk mendapatkan anak-anak soleh (walaupun ini adalah antara tujuan perkahwinan), untuk mengekang padangan dan menjaga kemaluan (walaupun ini juga menjadi matlamat perkahwinan) dan bukan juga bertujuan untuk menyalurkan nafsu secara syar'i sahaja, sebaliknya Islam telah menentukan matlamat yang lebih tinggi, mulia dan jauh jangkauannya. la berkait rapat dengan matlamat kemasyarakatan, jihad serta pelaksanaan amal Islam yang luas.
Walaupun matlamat terpenting dalam perbentukan rumah tangga Muslim ialah untuk menyediakan suasana dan persekitaran yang subur bagi mendidik anak-anak, Islam telah menentukan bahawa tuiuan utama kesinambungan zuriat mempunyai kaitan dengan matlamat dakwah dan jihad. Tujuan ini dapat difahami menerusi beberapa ayat al-Quran. Antaranya ayat yang menggambarkan doa Nabi Zakaria yang berhajat kepada anak baqi mneruskan kewajipan dakwah yang dipikulnya. Firman Allah SWT yang bermaksud:
"Ya Rabbi, kurniakan aku seorang anak yang baik di sisi Engkau. Anugerahkan aku seorang putera, yang akan mewarisi sebahagian keluarga Yaaqub." (Maryam: 5-6)
Peristiwa yang dirakamkan di dalam al-Quran itu menunjukkan bahawa seorang pendakwah juga berhajatkan anak seperti manusia lain, tetapi hajatnya lebih mulia kerana ia menghendaki anaknya mewarisi tugas dakwah dan jihad yang dipikulnya. Aspek ini penting kerana perjalanan dakwah dan pertarungan dengan jahiliyah memerlukan masa yang panjang. Oleh itu, dengan adanya pewaris yang meneruskan perjuangan, dapatlah dipastikan, insyaAllah, perjuangan itu tidak mati di pertengahan jalan kerana pupusnya pendokong perjuangan tersebut.
Pelaksanaan pendidikan Islam dalam rumahtangga Muslim.
Salah satu ciri penting yang membezakan rumah tangga Muslim dengan rumahtangga bukan Muslim ialah pelaksanaan pendidikan Islam yang sebenar di dalamnya. Para pendakwah dituntut supaya memberi perhatian serius mengenai perkara itu. Anggota keluarga yang tidak mendapat pendidikan Islam atau yang lebih parah lagi jika pendidikan mereka terus terabai, mereka bukan sahaja tidak mampu menyambung perjuangan Islam tetapi mungkin merencat dan menjadi penghalang perjuangan itu.
Pendidikan anggota keluarga dimulakan dengan pendidikan isteri. Pendidikan ini bermula dengan pemilihan yang dibuat di atas dasar keimanan dan keislamannya. Pendidikan isteri sangat penting diberi perhatian kerana isteri memainkan peranan yang paling besar dalam pendidikan anak. Anak sulung pula merupakan tumpuan kedua selepas isteri kerana isteri dan anak sulung (bapa juga tidak terkecuali) merupakan qudwah (contoh teladan) kepada anak-anak yang lain. Seandainya pendidikan isteri dan anak sulung terabai mereka tidak mungkin mampu menjadi teladan yang baik kepada anggota yang lain di dalam keluarga.
Keseimbangan di dalam rumahtangga.
Berumahtangga bagi seorang Mukmin ialah untuk melaksanakan perhambaan kepada Allah, bukan menghalanginya daripada tugas utama itu. Bagaimanapun ada banyak ujian dan fitnah di dalam rumah tangga. Salah satu ciri penting yang perlu wujud dalam rumah tangga Islam adalah keseimbangan. Golongan yong beriman perlu bersungguh-sungguh untuk melahirkan keseimbangan ini kerana telah ramai golongan yang gugur daripada jalan yang penuh keberkatan ini kerana gagal melahirkan keseimbangan ini dan mendidik isteri serta anak-anak menerima keseimbangan ini.
Secara fitrahnya manusia mempunyai pelbagai keinginan hidup. Antara keinginan itu ialah keinginan kepada harta, pasangan hidup, memiliki harta (seperti rumah dan kenderaan), hidup selesa, berehat serta bersenang. Keinginan ini tidak salah selagi wujud keseimbangan dengan tuntutan Allah. Suasana persekitaran akan merangsang keinginan ini ke satu tahap yang mungkin menyebabkan seseorang pendakwah mengabaikan tuntutan Islam atau terus mengetepikan hak-hak Allah dalam kehidupannya. Sebagai contoh, setiap orang mempunyai kecenderungan memiliki harta tetapi kecenderungan itu perfu diimbangi dengan tuntutan mengeluarkan infaq di jalan Allah. Begitu juga dengan kecenderungan untuk untuk berehat di rumah bersama isteri dan anak-anak diimbangi dengan kekuatan tajarrud di dalam jiwa. Rifa'i Sirur di dalam bukunya 'Baitul Dakwah' mendefinisikan 'tajarrud' sebagai 'memiliki sesuatu tetapi sanggup mengorbankannya atau bersabar dengan kehilangan'.
Dakwah terpancar daripada rumahtangga Muslim.
Dr Abdul Mufa'al Muhammad al-Jabari di dalam bukunya, 'Identifi Rumah Tangga Muslim' menulis, di antara ciri wujudnya identiti rumah tangga Muslim ialah kewajipan berdakwah mestilah terlaksana dalam rumah tangga itu. Ini bermaksud angota rumah tangga - suami, isteri dan anak-anak - menjalankan usaha dakwah kepada teman-teman, saudara mara mahupun jiran tetangga.
Suami Muslim yang soleh perlu melalui proses pendidikan dan terus menerus mendidik dirinya sebagai pendakwah contoh kepada angota keluarganya. Kesibukan di dalam kehidupan sehariannya biarlah berhubung kait dengan dakwah yang telah menjadi darah dagingnya. lsteri dan anak-anak perlu dididik mengenai tanggungjawab dakwah. Mereka hendaklah disediakan untuk memikul tugas dakwah.
Terdapat ramai juga pendakwah yang sangat aktif di medan dakwah tetapi roh dakwah tidak wujud di dalam rumah tangganya sehingga bukan sahaja isteri dan anak tidak memberi sokongan kepada perjuangannya, bahkan mereka menjadi penghalang utama, mengusutkan fikiran dan menekan perasaan pendakwah sehingga akhirnya pendakwah berkenaan meninggalkan perjuangannya.
Atas sebab inilah da'wah dan pendidikan perlu dilaksanakan di dalam rumah tangga secara terancang dan berterusan. Anak dan isteri perlu dibimbing peringkat demi peringkat dan tahap demi tahap untuk menjadikan dakwah Islam sebati dengan kehidupan mereka.

Read more...

Be Carefull Ukhti....

Ukhti..., renungkanlah!
Saudariku muslimah, salah seorang darimu pernah berkisah, simaklah mudah-mudahan engkau bisa mengambil faedah.

"Mulanya hanyalah perkenalan dan percakapan biasa lewat telepon. Seiring waktu berkembanglah pembicaraan sampai pada kisah cinta dan seluk-beluknya. Dia pun kemudian mengungkapkan cintanya dan berjanji akan meminang saya. Dia meminta agar bisa melihat wajah saya, terang saya menolaknya. Dia mengancam akan memutuskan hubungan. Akupun menyerah. Kukirimkan fotoku serta surat-surat yang begitu manis penuh rayu. Surat menyurat pun berlangsung selalu. Sampai akhirnya dia meminta untuk berjumpa dan jalan berdua dengannya. Aku menolak dengan keras. Tapi dia mengancam akan menyebarluaskan foto-foto saya serta surat-surat saya dan suara saya yang direkamnya ketika kami bercakap-cakap lewat telepon.

Akhirnya akupun keluar pergi bersamanya dengan tekad agar bisa pulang segera secepatnya. Ya, akupun pulang akan tetapi dengan mambawa aib dan kehinaan. Ku katakan padanya: Nikahilah aku! Sungguh ini adalah aib bagiku. Maka dia menjawab dengan segenap penghinaan, ejekan dan mentertawakan: "Sesungguhnya aku tidak kan menikahi wanita pezina.

Saudariku yang mulia, jika engkau memang memiliki akal untuk berfikir maka dengarkanlah nasehat berikut ini:

Janganlah engkau percaya bahwa pernikahan akan mungkin terlaksana hanya karena perkenalan dan percakapan iseng lewat telepon. Kalaupun memang ini terjadi maka akan mengalami kegagalan, kegalauan dan penyesalan.

Janganlah engkau percayai seorang pemuda ketika dia mulai menampakkan kejujuran dan keikhlasannya dan menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu tapi dia mengkhianati keluargamu dengan meneleponmu dan mengajakmu jalan bersama. Jangan kamu percayai dia ketika dia mulai menyatakan cinta dan berlemah lembut dalam pembicaraannya. Sungguh dia melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuknya yang tampak jelas bagi orang yang berakal. Akankah dia benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara dia mengajakmu berjumpa dan jalan bersama padahal engkau belum halal baginya?

Janganlah engkau percayai para penyeru emansipasi yang mengharuskan adanya cinta (pacaran) sebelum pernikahan.

Ketahuilah bahwa cinta yang hakiki adalah setelah menikah. Adapun selain itu, umumnya adalah cinta yang penuh kepalsuan. Cinta yang dibangun di atas dusta dan kebohongan, semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya. Berapa banyak keluarga yang hancur berantakan padahal mereka telah
berpacaran sebelum akad pernikahan dan berjanji akan setia berkasih sayang sepanjang jaman? Bahkan berapa banyak pula pasangan yang berantakan sebelum sampai pada pelaminan dibarengi hilangnya kehormatan yang dibanggakan?

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi SAW bersabda: "Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang. Keduanya berkata kepadaku, Pergilah! -kemudian beliau menyebutkan haditsnya sampai pada sabdanya SAW -: "Kemudian kami mendatangi bangunan seperti tanur yang di dalamnya terdengar suara gaduh memekik. Kamipun melongoknya. Ternyata di dalamnya terdapat pria dan wanita telanjang yang disambar oleh lidah api dari bawah mereka. Ketika lidah api itu mengenai mereka, merekapun memekik kepanasan dan kesakitan. Ketika Nabi SAW menanyakan hal tersebut kepada malaikat, mereka menjawab: "Adapun pria dan wanita yang ada di tanur tersebut mereka adalah laki-laki dan wanita pezina. Maka apakah engkau ingin menjadi bagian dari mereka wahai saudariku muslimah?

Jauhilah bercakap-cakap tanpa keperluan di telepon karena sesungguhnya Allah merekamnya demikian juga syaithan dari jenis manusia pun merekamnya. Mereka para petualang cinta akan menggunakannya sebagai alat untuk mengintimidasi kalian agar kalian mau mendengar mereka dan mentaati mereka. Qiyaskan juga ke dalamnya chating yang tiada guna dan hanya membuang waktu semata.


Hati-hatilah, janganlah engkau foto dirimu kecuali karena suatu hajat dan janganlah terlalu mudah engkau sebarluaskan fotomu dengan segala bentuknya karena hal tersebut merupakan senjata yang paling berbahaya yang digunakan oleh serigala manusia sebagai alat untuk mengancam dan mengintimidasi kalian.

Jauhilah olehmu untuk menulis surat-surat cinta karena hal itu juga merupakan sarana yang digunakan oleh mereka.

Hindarilah majalah-majalah dan kisah-kisah cinta yang rendah, hina penuh aib dan cela. Sungguh di dalamnya terdapat racun yang membinasakan yang tersembunyi di balik indahnya halaman yang warna-warni serta kertas yang halus mengkilap dan wangi.

Jauhilah menonton sinetron-sinetron dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita. Jauhilah semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malumu.

Hati-hatilah, janganlah engkau pamerkan auratmu dan janganlah engkau terlalu sering ke luar rumah dan ke pasar-pasar tanpa ada keperluan mendesak yang menuntut untuk itu. Sungguh hal itu hanya akan menjerumuskanmu ke dalam murka Rabbmu.

Janganlah engkau pergi berduaan dengan sopir pribadimu, sungguh ini merupakan khalwat yang terlarang. Janganlah sekali-kali engkau membela diri dengan beralasan bahwa ini darurat. Bertakwalah, karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah, akan dijadikan baginya jalan keluar dari segala permasalahannya.

Hati-hatilah engkau wahai saudariku dari teman yang jelek. Cari dan bergaullah dengan temanmu yang shalihah yang akan membimbingmu kepada keridlaan Rabbmu dan senantiasa mengingatkamu agar tidak terjatuh pada perkara yang akan mendatangkan murka Rabbmu.

Saudariku yang mulia,

Hati-hatilah dari segala kemaksiatan dan dosa karena hal tersebut merupakan sebab hilangnya nikmat, mendatangkan musibah, dan merupakan sebab datangnya kesengsaraan serta adzab yang membinasakan.

Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi malaikat maut dengan banyak bertaubat dan beramal shalih, sungguh engkau tidak tahu kapan giliranmu akan tiba.

Saudariku,

Setelah engkau baca nasihat di atas maka ketahuilah bahwa pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang benar-benar ingin bertaubat. Allah berfirman: "Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas akan dirinya (berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesunggunya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar : 53)

Maka apabila engkau wahai saudariku telah tenggelam dalam suatu kemaksiatan dan dosa, segeralah bertaubat dengan taubatan nashuha sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum tubuhmu ditimbun di dalam tanah. Dan pada saat itu tidaklah lagi berguna penyesalan.

Semoga Allah membangunkan kita dari kelalaian yang ada dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, menerima taubat kita, melindungi kita dari adzab qubur dan adzab neraka, serta memasukkan kita ke dalam surga Firdaus Al-A'la.

Shalawat serta salam senantisa tercurah kepada Nabi kita.

Read more...

Kematian Itu Pasti

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Allah SWT telah berfirman dalam surah An-Nisa ayat 78 yang artinya, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." Dalam surat yang lain, Allah berfirman yang artinya, "Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Rasulullah saw. juga bersabda yang artinya, "Barang siapa yang suka berjumpa dengan Allah, Allah pun suka untuk berjumpa dengannya. Barang siapa yang benci berjumpa Allah, Allah pun benci untuk berjumpa dengannya."

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Hani, seorang budak milik Utsman bin Affan, bercerita, "Bila Utsman bin Affan r.a. berhenti di sebuah kuburan, ia menangis tersedu hingga air matanya membasahi jenggotnya. Seseorang lalu bertanya kepadanya, "Wahai Utsman, mengapa bila engkau mengingat surga dan neraka, engkau tidak menangis. Sementara bila engkau mengingat kubur engkau pun menangis?" Utsman menjawab, "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Kubur adalah awal tempat tinggal dari tempat tinggal akhirat. Bila seseorang berhasil (menghadapinya), apa yang setelah itu akan lebih mudah. Namun, bila ia tidak berhasil (menghadapinya), apa yang setelah itu akan lebih sulit." Lalu Utsman berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Saya belum pernah melihat sebuah pemandangan pun, kecuali kuburan itu lebih mengerikan darinya."

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Iman kepada hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang enam. Sayangnya, sebagian kaum muslimin pura-pura tidak mengerti atau meremehkannya. Mereka melarikan diri dari hakikat gamblang yang mengatakan, "Siapa pun yang memiliki permulaan, pasti akan berakhir." Orang yang pura-pura tidak mengerti atau meremehkan hari akhir senantiasa menginginkan untuk tenggelam dalam kenikmatan dunia yang fana. Mereka ingin hidup sebagaimana binatang ternak hidup, bahkan mereka lebih sesat dari para binatang itu. Apakah mereka belum mendengar sabda Rasulullah saw. yang artinya,
"Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian."

Hari akhir, bila dikaitkan dengan manusia, bermula ketika roh berpisah dengan jasad atau disebut juga dengan kematian. Kematian ini berawal ketika dua malaikat maut datang kepada seseorang. Bila ia muslim yang saleh, malaikat maut akan memujinya dan berkata, "Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan." Namun, bila ia bukan orang saleh, kedua malaikat itu akan berkata, "Semoga Allah tidak membalasmu dengan kebaikan."

Seorang mukmin yang jujur dan benar tidak akan cemas dengan kematian. Namun, ia senang untuk berjumpa dengan Allah. Ia akan menyiapkan dirinya untuk menghadapi ujian dan pertanyaan dalam kubur, hari kiamat dan hari perhitungan.
Wahai hamba Allah, manakala kematian itu datang kepadamu, engkau sebaiknya dalam kondisi husnudzhan (berprasangka baik) kepada Allah. Hendaknya lisanmu terus-menerus mengucapkan dua kalimat syahadat hingga roh itu diserahkan dan bersifat tenang untuk menghadapi kematian. Karena, merasa senang berjumpa Allah merupakan tanda-tanda keramahan Allah kepadamu. Ini berdasarkan kepada sabda Rasulullah saw. yang artinya, "Jangalah salah seorang di antara kalian mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah."
Sementara, orang yang menolak fikrah kematian atau takut dengan kematian, maka ia---kita berlindung kepada Allah dari-Nya--berputus asa dari rahmat Allah, seperti pencuri dan perusak, bagaimanakah azab mereka di kubur dan hari akhir kelak? Maka, jadilah engkau wahai kaum muslimin, mempersiapakan diri untuk berjumpa dengan Allah dan itu bisa ditempuh dengan istikamah dan menyampaikan yang hak kepada pemiliknya.

Wahai kaum muslimin, wahai saudaraku seiman di mana saja berada, pada saat ini banyak isu yang beredar yang mengatakan bahwa hari kiamat akan terjadi pada tahun 2000 sekian. Dasar mereka adalah bahwa hari kiamat terikat dengan kehancuran Masjidil Aqsa yang diberkahi dan pembangunan Haikal di atas keruntuhannya. Kemunculan Isa Al-Masih telah dekat waktunya sebagaimana yang mereka khayalkan. Demikianlah perkataan gereja-gereja Barat yang berbau Yahudi di Amerika. Perkataan ini tidak ada dasarnya sama sekali. Karena, sesungguhnya turunnya Isa Al-Masih dari langit digolongkan sebagai tanda-tanda kiamat besar. Dan, tidak didapatkan dalil apa pun yang menunjukkan atas dekatnya tanda-tanda hari kiamat yang besar. Sementara, tanda kiamat kecil sebagian besar telah terlihat dan itu ada di tengah masyarakat kita, seperti menyebarnya riba, memutus hubungan rahim (kekeluargaan), durhaka terhadap orang tua, dan sebagainya. Akan tetapi, penampakan tanda-tanda kiamat kecil ini tidak bisa diartikan secara darurat bahwa hari kiamat telah dekat. Karena, kapan hari kiamat itu akan datang hanya Allah sematalah yang mengetahuinya.

Maasyiral muslimin, daripada kita menghabiskan waktu untuk memikirkan sesuatu yang merupakan ilmu Allah, lebih baik kita berpikir bagaimana menjumpai Allah? dan bagaimana mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian? Di atas din apa kita akan mati?

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Kematian adalah sunah Allah terhadap para makhluk-Nya. Kematian adalah gelas yang setiap orang pasti meminumnya. Maka, janganlah kalian lalai dari kematian, itu adalah sesuatu yang pasti terjadi pada semua makhluk Allah, termasuk para nabi dan rasul sampai nabi Muhammad sekalipun.

Abdullah bin Mas'ud menuturkan, "Kami berkumpul di kediaman umul mukminin Aisyah. Rasulullah saw. kemudian melihat kami , maka meneteslah kedua air matanya. Lalu beliau memberitahukan kematiannya kepada kami, beliau berkata, "Selamat datang, semoga Allah memanjangkan umur kalian dalam kedamaian, semoga Allah menjaga kalian, melindungi kalian, mengumpulkan kalian, memberikan kemenangan kepada kalian, meridai kalian, saya menasihati kalian dengan takwa kepada Allah dan Allah menasihati kalian dan saya meninggalkannya atas kalian," saya berkata, "Ya Rasulullah kapankah ajal engkau? beliau bersabda, "Telah dekat ajal, dan tempat kembali kepada Allah, kepada sidratul muntaha, jannatul ma'wa dan firdaus a'la."

Dan, manakala ajal itu telah dekat, datanglah Jibril a.s. dan berkata, "Wahai Ahmad, ini adalah malaikat maut meminta izin kepadamu, ia belum pernah meminta izin kepada manusia pun sebelum kamu dan tidak akan meminta izin kepada seorang pun setelahmu." Ia berkata, "Ijinkanlah ia." Maka masuklah malaikat maut dan berhenti di hadapan nabi lalu berkata, "Sesungguhnya Allah mengutusku kepadamu, dan memerintahkan kepadaku untuk menaatimu. Bila engkau menyuruhku untuk mencabut nyawamu, niscaya aku akan mencabutnya, dan bila engkau menyuruhku untuk meninggalkannya saya akan meninggalkannya." Maka berkatalah Rasululah, "Dan engkau akan melakukannya wahai malaikat maut?" Malaikat maut berkata, "Begitulah saya diperintahkan untuk menaatimu." Jibril berkata, "Ya Ahmad, sesungguhnya Allah rindu kepadamu." Rasulullah berkata, "Lanjutkan apa yang telah diperintahkan wahai malaikat maut." Berkatalah jibril, "Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepadamu wahai Rasulullah, ini adalah akhir tempat tinggalku di muka bumi. Sesungguhnya itulah kepentinganku di dunia."

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Sadarkan dan bangunkanlah hati kalian, agar kalian tidak terjerumus ke dalam kemungkaran dan kehancuran. Apakah orang yang beriman dengan azab kubur, akan berani kepada Allah dan mencela din-Nya. Apakah orang yang beriman dengan pertemuan kepada Allah akan melakukan zina, bermuamalah dengan riba, dan memakan harta anak yatim secara zalim? Sesungguhnya kematian wahai maasyiral muslimin rahimakumullah sesuatu yang pasti. Pertemuan dengan Allah adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi. Dalam sebauah hadis Rasulullah saw. bersabda, "Tidak masuk neraka siapa yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu itu kembali lagi ke kantong kelenjar susu." Wallahu a'lam.

Read more...

Peran KAMMI di Kampus

Jika pernah ada teman mahasiswa yang menanyakan dimana peran KAMMI di kampus? Kok tidak seperti HMI, PMII dan lain-lainnya? Pertanyaan seperti di atas pasti akan membuat kader KAMMI yang ditanyai akan sedikit (atau bias juga banyak, hehe) berfikir sebelum menjawabnya. Memang ketika kita membandingkan antara KAMMI dengan omek-omek yang lainnya tentu kita akan mengoleksi banyak perbedaan, mulai dari prinsip-prinsip dasar perjuangan, pola gerakan bahkan sampai pada performa dan penampilan kader-kadernya di gelanggang (baca; kampus). Itulah KAMMI karena memang kita berbeda.
Perbedaan antara KAMMI dengan omek lain, barangkali salah satunya adalah nuansa keagamaan yang kental. Tidak fair kalau ana hanya berstatemen demikian tanpa adanya bukti atau pengakuan. Berikut adalah pendapat seorang mahasiswa UM tentang KAMMI. Ada seorang mahasiswa yang mengungkapkan keinginannya untuk ikut bergabung bersama KAMMI, dan setelah ditanya motivasinya, Ia menjawab “ yaa, pengen nambahin ilmu agama lah mas”. Ungkapan tersebut jelas mengambarkan bagaimana pandangan mahasiswa tentang KAMMI. Beberapa yang lain menganggap anggota KAMMI merupakan aktivis-aktivis yang memeiliki militansi luar biasa, apakah benar? Coba tanyakan pada diri antum sendiri! (mohon maaf bagi pembaca yang bukan kader KAMMI). Ada satu lagi, temana ana yang kuliah di UB, pernah kaget ketika mengetahui ana ikut KAMMI, ketika ana tanyakan kenapa? Beliau menjawab, KAMMI itu organisasi yang berat (SubhanAllah).
Pandangan-pandangan mahasiswa tentang KAMMI di atas sedikit menggambarkan peranan KAMMI di kampus, KAMMI telah berhasil memberikan warna baru di dunia pergerakan mahasiswa, yaitu warna yang lebih islami dan lebih militant, luar biasa memang. Tapi sesungguhnya hal itu merupakan tanggung jawab kita sebagai kader KAMMI untuk kemudian menjaga dan meningkatkan predikat-predikat baik tersebut agar tetap tersemat pada tubuh KAMMI.
Sebagai OMEK (organisasi mahasiswa ekstra kampus), KAMMI, sebagaimana saudara-saudaranya yang lain, memiliki peran sentral sebagai lembaga aspiratif luar kampus yang akan menghembuskan wacana-wacana, kritikan, maupun masukan-masukan seputar pergerakan mahasiswa maupun pelaksanaan birokrasi di kampus. Hal ini sangat perlu dilakukan demi menjaga dinamisasi kehidupan kampus. Apalagi KAMMI memiliki jaringan sampai pada tingkat nasional dahkan internasional, sehingga dapat memberikan penilaian, perbandinga serta rekomendasi-rekomendasi yang lebih komprehensif demin kemajuan kampus.



Tapi kemudian apakah KAMMI sudah menjalankan perannya tersebut? Dalam menjawab pertanyaan ini akan muncul dua sudut pandang yang berbeda, pertama dari dalam kampus, apakah peranan KAMMI sebagai omek, sebagai lembaga aspiratif telah tampak dan dirasakan? Jawabannya antara ya dan tidak. (atau tidak tahu, karena banyak mahasiswa yang tidak mau tahu). Yang kedua sudut pandang dari intern KAMMI sendiri, pertanyaannya sama, namun tidak cukup hanya menjawab ya dan tidak saja (haram bagi kader manjawab tidak tahu). Kalau jawabannya ya, Bagus!, tapi kalau jawabannya tidak atau belum, maka muncul satu pertanyaan lanjutan, MENGAPA? Apakah karena KAMMI masih berkutat pada permasalahan internal saja, sehingga tidak sempat mengurusi problematika kampus? Atau selama ini KAMMI hanya merekrut dan merekrut tanpa kemudian menyumbangkan kader-kadernya untuk duduk membangun kampus? Atau KAMMI tidak punya cita-cita untuk kesana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan sebuah aoutokritik buat kita, kader-kader KAMMI.
Tapi Antum tek perlu terlalu menghawatirkan hal itu, karena menurut ana menurut ana jawabannya adalah ya. Ya!, KAMMI selama ini sudah meposisikan diri sebagai basis kader-kader berkopetensi tinggi yang siap untuk duduk bersama membangun kampus tercinta. KAMMI selama ini telah memposisikan dirinya sebagai lembaga aspiratif yang senantiasa kritis menyikapi kebijakan-kebijakan kampus dan merekomendasikan solusi-solusi untuk kemajuan Universitas. Hanya saja perlu kita akui bahwa peranan ini dirasa belumlah maksimal, oleh karena itu perlu untuk lebih dimaksimalkan lagi.
Bentuk konkrit terkait peranan KAMMI (sebagai omek) di kampus misalnya dengan mendelegasikan kader-kadernya untuk berprtisipasi dalam penyelenggaraan organisasi mahasiswa di kampus. Hal ini dapat kita lihat, bahwa hamper semua kader KAMMI memegang amanah di kampus baik sebagai pengurus SKI, HMJ, BEM, DMF maupun di UKM-UKM.
Itulah sedikit ulasan yang semoga dapat memberi gambatran singkat tentang peran KAMMI di Kampus, semoga bermanfaat bagi diri ana pribadi dan bagi Antum yang membacanya. Amin.

Read more...

Kiat Bergaul Antara Laki-laki dan Perempuan 2

2. Menundukkan Pandangan
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nuur [24] : 30). "Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..." (QS. An-Nuur [24] : 31).

3. Tegas dalam berbicara

"Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik..." (QS. Al-Ahzab [33] : 32).

4. Menjaga jarak; tidak bersentuhan

Telah berkata Aisyah ra, "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai’atnya (mengambil janji) dengan perkataaan." (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

5. Tidak berikhtilath (berdua-duaan)

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad).

Laki-laki dan perempuan harus menutup aurat dan menjaga pandangan, tapi menjaga aurat lebih diutamakan bagi wanita sedangkan menjaga pandangan lebih diutamakan bagi laki-laki. Bila para wanita menutup aurat dengan baik, mudah-mudahan upaya tersebut bisa membantu kaum lelaki yang belum mampu mengendalikan diri agar lebih terjaga pandangannya. Sebaliknya, bila kaum lelaki senantiasa menjaga pandangannya, walau ada wanita yang kurang sempurna menutup auratnya, maka Insya Allah akan lebih mudah dalam mengendalikan diri.

Read more...

Kiat Bergaul Antara Laki-laki dan Perempuan

KotaSantri.com : Allah SWT tidak melarang suatu perbuatan apapun melainkan untuk kebaikan dan kemuliaan kita, untuk menjauhkan kita dari kerugian, bahkan untuk melindungi kita dari kehinaan dan kenistaan. Termasuk larangan untuk mendekati zina misalnya, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra [17] : 32).

Bukan jangan berzina, tapi jangan mendekati zina. Dengan kata lain, mendekati zina saja dilarang, apalagi berzina. Bagaimana cara untuk tidak mendekati zina? Hal ini tentu akan sangat berkaitan dengan bagaimana cara bergaul antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini kiat bergaul antara laki-laki dan perempuan yang bisa kita amalkan baik di sekolah, kampus, kantor, atau dimanapun kita berada.

1. Menutup aurat

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita mukminah, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,....." (QS. Al-Ahzab [33] : 59).

Telah berkata Aisyah ra, "Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar menemui Nabi SAW dengan dengan memakai busana yang tipis, maka Nabi berpaling darinya dan bersabda, "Hai Asma, sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haidh) tidak boleh dilihat daripadanya kecuali ini dan ini", sambil mengisyaratkan pada muka dan telapak tangannya." (HR Abu Daud).

Termasuk bagian dari penyempurnaan menutup aurat adalah menggunakan pakaian yang longgar (tidak ketat), tidak menggunakan kain yang transparan atau tipis, model dan warna pakaian pun sebaiknya tak terlalu menarik perhatian laki-laki, juga tak berlebihan dalam menggunakan wewangian.

Read more...

Kedudukan Perempuan dalam Islam 4

Asal Kejadian Perempuan
Berbedakah asal kejadian perempuan dari lelaki? Apakah perempuan diciptakan oleh tuhan kejahatan ataukah mereka merupakan salah satu najis (kotoran) akibat ulah setan? Benarkah yang digoda dan diperalat oleh setan hanya perempuan dan benarkah mereka yang menjadi penyebab terusirnya manusia dari surga?
Demikian sebagian pertanyaan yang dijawab dengan pembenaran oleh sementara pihak sehingga menimbulkan pandangan atau keyakinan yang tersebar pada masa pra-Islam dan yang sedikit atau banyak masih berbekas dalam pandangan beberapa masyarakat abad ke-20 ini.
Pandangan-pandangan tersebut secara tegas dibantah oleh Al-Quran, antara lain melalui ayat pertama surah Al-Nisa':
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jenis yang sama dan darinya Allah menciptakan pasangannya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak.
Demikian Al-Quran menolak pandangan-pandangan yang membedakan (lelaki dan perempuan) dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan keturunannya baik yang lelaki maupun yang perempuan.
Benar bahwa ada suatu hadis Nabi yang dinilai shahih (dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya) yang berbunyi:
Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah).
Benar ada hadis yang berbunyi demikian dan yang dipahami secara keliru bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang kemudian mengesankan kerendahan derajat kemanusiaannya dibandingkan dengan lelaki. Namun, cukup banyak ulama yang telah menjelaskan makna sesungguhnya dari hadis tersebut.
Muhammad Rasyid Ridha, dalam Tafsir Al-Manar, menulis: "Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam Kitab Perjanjian Lama (Kejadian II;21) dengan redaksi yang mengarah kepada pemahaman di atas, niscaya pendapat yang keliru itu tidak pernah akan terlintas dalam benak seorang Muslim."
Tulang rusuk yang bengkok harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), dalam arti bahwa hadis tersebut memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan dapat mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu

Read more...

Kedudukan Perempuan dalam Islam

mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha akibatnya akan fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
Memahami hadis di atas seperti yang telah dikemukakan di atas, justru mengakui kepribadian perempuan yang telah menjadi kodrat (bawaan)-nya sejak lahir.
Dalam Surah Al-Isra' ayat 70 ditegaskan bahwa:
Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan (untuk memudahkan mencari kehidupan). Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk-makhluk yang Kami ciptakan.
Tentu, kalimat anak-anak Adam mencakup lelaki dan perempuan, demikian pula penghormatan Tuhan yang diberikan-Nya itu, mencakup anak-anak Adam seluruhnya, baik perempuan maupun lelaki. Pemahaman ini dipertegas oleh ayat 195 surah Ali'Imran yang menyatakan: Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain, dalam arti bahwa "sebagian kamu (hai umat manusia yakni lelaki) berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma lelaki dan sebagian yang lain (yakni perempuan) demikian juga halnya." Kedua jenis kelamin ini sama-sama manusia. Tak ada perbedaan antara mereka dari segi asal kejadian dan kemanusiaannya.
Dengan konsideran ini, Tuhan mempertegas bahwa:
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal, baik lelaki maupun perempuan (QS 3:195).
Pandangan masyarakat yang mengantar kepada perbedaan antara lelaki dan perempuan dikikis oleh Al-Quran. Karena itu, dikecamnya mereka yang bergembira dengan kelahiran seorang anak lelaki tetapi bersedih bila memperoleh anak perempuan:
Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitam-merah padamlah wajahnya dan dia sangat bersedih (marah). Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan "buruk"-nya berita yang disampaikan kepadanya itu. (Ia berpikir) apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah! Alangkah buruk apa yang mereka tetapkan itu (QS 16:58-59).
Ayat ini dan semacamnya diturunkan dalam rangka usaha Al-Quran untuk mengikis habis segala macam pandangan yang membedakan lelaki dengan perempuan, khususnya dalam bidang kemanusiaan.
Dari ayat-ayat Al-Quran juga ditemukan bahwa godaan dan rayuan Iblis tidak hanya tertuju kepada perempuan (Hawa) tetapi juga kepada lelaki. Ayat-ayat yang membicarakan godaan, rayuan setan serta ketergelinciran Adam dan Hawa

Read more...

Kedudukan Perempuan dalam Islam

Asal Kejadian Perempuan
Berbedakah asal kejadian perempuan dari lelaki? Apakah perempuan diciptakan oleh tuhan kejahatan ataukah mereka merupakan salah satu najis (kotoran) akibat ulah setan? Benarkah yang digoda dan diperalat oleh setan hanya perempuan dan benarkah mereka yang menjadi penyebab terusirnya manusia dari surga?
Demikian sebagian pertanyaan yang dijawab dengan pembenaran oleh sementara pihak sehingga menimbulkan pandangan atau keyakinan yang tersebar pada masa pra-Islam dan yang sedikit atau banyak masih berbekas dalam pandangan beberapa masyarakat abad ke-20 ini.
Pandangan-pandangan tersebut secara tegas dibantah oleh Al-Quran, antara lain melalui ayat pertama surah Al-Nisa':
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jenis yang sama dan darinya Allah menciptakan pasangannya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak.
Demikian Al-Quran menolak pandangan-pandangan yang membedakan (lelaki dan perempuan) dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan keturunannya baik yang lelaki maupun yang perempuan.
Benar bahwa ada suatu hadis Nabi yang dinilai shahih (dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya) yang berbunyi:
Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah).
Benar ada hadis yang berbunyi demikian dan yang dipahami secara keliru bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang kemudian mengesankan kerendahan derajat kemanusiaannya dibandingkan dengan lelaki. Namun, cukup banyak ulama yang telah menjelaskan makna sesungguhnya dari hadis tersebut.
Muhammad Rasyid Ridha, dalam Tafsir Al-Manar, menulis: "Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam Kitab Perjanjian Lama (Kejadian II;21) dengan redaksi yang mengarah kepada pemahaman di atas, niscaya pendapat yang keliru itu tidak pernah akan terlintas dalam benak seorang Muslim."
Tulang rusuk yang bengkok harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), dalam arti bahwa hadis tersebut memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan dapat mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu

Read more...

Kedudukan Perempuan dalam Islam

Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa.

"Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa". (QS 49: 13).

Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan.

Muhammad Al-Ghazali, salah seorang ulama besar Islam kontemporer berkebangsaan Mesir, menulis: "Kalau kita mengembalikan pandangan ke masa sebelum seribu tahun, maka kita akan menemukan perempuan menikmati keistimewaan dalam bidang materi dan sosial yang tidak dikenal oleh perempuan-perempuan di kelima benua. Keadaan mereka ketika itu lebih baik dibandingkan dengan keadaan perempuan-perempuan Barat dewasa ini, asal saja kebebasan dalam berpakaian serta pergaulan tidak dijadikan bahan perbandingan."

Almarhum Mahmud Syaltut, mantan Syaikh (pemimpin tertinggi) lembaga-lembaga Al-Azhar di Mesir, menulis: "Tabiat kemanusiaan antara lelaki dan perempuan hampir dapat (dikatakan) sama. Allah telah menganugerahkan kepada perempuan sebagaimana menganugerahkan kepada lelaki. Kepada mereka berdua dianugerahkan Tuhan potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggung jawab dan yang menjadikan kedua jenis kelamin ini dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas yang bersifat umum maupun khusus. Karena itu, hukum-hukum Syari'at pun meletakkan keduanya dalam satu kerangka. Yang ini (lelaki) menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum, menuntut dan menyaksikan, dan yang itu (perempuan) juga demikian, dapat menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum serta menuntut dan menyaksikan."

Banyak faktor yang telah mengaburkan keistimewaan serta memerosotkan kedudukan tersebut. Salah satu di antaranya adalah kedangkalan pengetahuan keagamaan, sehingga tidak jarang agama (Islam) diatasnamakan untuk pandangan dan tujuan yang tidak dibenarkan itu.

Berikut ini akan dikemukakan pandangan sekilas yang bersumber dari pemahaman ajaran Islam menyangkut perempuan, dari segi (1) asal kejadiannya, dan (2) hak-haknya dalam berbagai bidang.

Read more...

peternakan coy

peternakan coy
susu

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP