SIAPA AKU
>> Senin, 05 Januari 2009
“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka menjawab : Mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertashbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. “ ( Q.S Al – Baqarah : 30 )
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah – Ku. “ ( Q.S Adz – Zariat : 56 )
Dua Kalamullah di atas menerangkan siapa kita ini. Fitrah manusia itu tidak lain hanyalah hamba yang diperintahkan hanya menyembah ALLAH SWT. Selain itu, ALLAH memerintahkan kita manjadi khalifah, dengan maksud kita diberi wewenang mengelola bumi dengan sebaik-baiknya. ALLAH adalh Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. ALLAH tidak membutuhkan kita , namun kitalah yang membutuhkan ALLAH. ALLAH telah memberikan kepada kita berbagai kenikmatan yang tidak dapat dihitung jumlahnya.
Mengapa manusia senantiasa berbuat kerusakan dan saling bermusuhan? Perlu ditelaah sedikit, manusia diberi ALLAH nafsu dan akal. Sesuatu keistimewaan yang ALLAH berikan dibanding dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal manusia diharapkan mampu memikirkan keagungan dan kebesaran ALLAH. Manusia dituntut pula berpikir bagaimana cara agar kehidupan di dunia berjalan secara teratur dan harmonis.
ALLAH juga memberikan nafsu kepada kita. ALLAH ingin menguji kita, seberapa besar kecintaan kita kepada-nya. Manusia yang mampu mengontrol nafsunya niscaya hidupnya tentram. Karena selalu merasa terawasi. Ia tak mau dirinya terjerumus sehingga ALLAH sangat membencinya kelak.
Akan tetapi kenyataannya manusia melakukan hal yang berlawanan dari fitrahnya. Akal yang ALLAH berikan kepada kita sangat jarang digunakan untuk berpikir keagungan dan kebesaran ALLAH. Manusia kerap memikirkan kehidupan dunia pribadinya, bahkan kebanyakkan manusia berpikir bagaimana cara manjatuhkan dan menghinakan antar manusia demi kepuasan pribadi. Sangat jarang sosok manusia yang memikirkan kehidupan dunia secara fitrah. Apalagi kehidupan akhirat yang secara fitrah, baik untuk pribadi maupun manusia umumnya.
Manusia diciptakan ALLAH hanyalah sebagai hamba yang ditugaskan untuk menyembah ALLAH semata. Tanpa ada penyekutu lain. ALLAH juga menyeru kepada kita untuk berbuat kebaikan di muka bumi dengan maksud, setiap manusia merasa bahagia dan merasa keadilan antar manusia itu sendiri.
Hakikatnya aku adalah seorang hamba yang selalu taat kepada Tuhanku yang telah memberikan segala yang kupinta. Untuk menjawab dan memenuhi permintaanku, Tuhanku menyeru diriku berusaha mendekati semua permintaanku. Tuhanku sangat baik dan sebaik-baik Tuhan.
Visi manusia itu sendiri tak lain ingin hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Kita tentu tidak menginginkan kehidupan yang ALLAH berikan kepada kita, kita lewatkan tanpa hal yang menjadi bekal. Sebagai contoh, ketika kita berangkat ke suatu daerah dengan tujuan piknik ataupun hiburan. Tentu kita menyempatkan diri sejenak membeli oleh-oleh khas daerah tersebut untuk dapat kita bawa pulang dan kita pamerkan kepada sanak saudar kita. Begitu juga manusia, kita diciptakan untuk dapat membawa bekal agar kita bias mempamerkan kepada ALLAH sehingga ALLAH berkenan menampakkan wajah-Nya dan meberikan kasih saying-Nya kepada kita.
Untuk itu, misi kita di dunia yakni, melanjutkan perjuangan dan risalahnya terus kita ikuti dan dijunjung. Tiada yang mampu dan pantas kita tiru akhalak manusia selain dari Rasullah SAW. Hanya p[ada dirinya kita ambil segala manfaat. Surge diciptakan kepada orang-orang yang berbuat baik lagi beriman kepada ALLAH. Sangat menyedihkan jika surga kosong, maka dari itu perjuangan Nabi mendakwahkan setiap manusia menjadi warisan kepada kita semua.
Kemudian wujud kita mendekatkan diri kita kepada ALLAH beupa peranan kita yang kita sumbangkan kepada dunia. Apakah berupa menjadi guru, peternak, pedagang, politikus, dan sebagainya. Manusia yang beriman selalu mengoptimalkan peranannya agar Tuhannya semakin dekat dan cinta kepadanya.
“ Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya “ ( Q.S. Al – Insyiqaq : 6 )