Harga Beras di Bireuen Meningkat

>> Rabu, 07 Januari 2009

BIREUEN
Menjelang akhir tahun, harga beras di Bireun kembali mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan berkisar antara Rp 5.000/sak (ukuran 15 kilogram). Kenaikan juga terjadi pada gula pasir, telur, dan kacang tanah.

Seorang pedagang, di kawasan Pasar Inpres Bireuen, Adi, menyebutkan, beras cap panah dari sebelumnya Rp 85.000/sak kini dijual Rp 90.000, cap lumba-lumba dari Rp 75.000 naik menjadi Rp 85.000, dan cap rusa dari Rp 78.000 menjadi Rp 82.000/sak.

“Harga gula pasir juga naik. Dari sebelumnya Rp 6.500 sekarang Rp 7.000/kg, telur dari Rp 25.000/papan menjadi Rp 27.000, dan minyak goreng dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.000/kg,” katanya.

Sementara untuk jenis bahan kebutuhan yang lain masih tetap stabil. Tepung terigu contohnya, saat ini dijual antara Rp 7.000 sampai Rp 8.000/kg tergantung merk. Demikian juga margarin yang berkisar Rp 12.000 hingga Rp 13.000/kg.(hsi)

Read more...

BLANGPIDIE
Harga Gabah Kering Panen (GKP) tingkat petani dan harga beras tingkat pedagang di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Hingga penutup Desember 2008, harga GKP tingkat petani berkisar Rp 2.800/kg-Rp 2.900/kg, sementara HPP hanya Rp 2.200/kg. Harga beras di tingkat pedagang dan konsumen Rp 5.000 dan Rp 5.200/kg, sedangkan HPP di gudang Bulog Rp 4.600/kg.

Kondisi tersebut memberi keuntungan kepada petani Abdya pasca panen raya 2008 yang ditanam secara serentak. Malah, pedagang atau pengusaha penggilingan padi setempat lebih tertarik menjual beras ke pasar umum ketimbang menjual beras ke Bulog. Sehingga target pengadaan beras Perum BUlog Sub Divre VI Blangpidie tahun 2008 belum mencapai target.

Kepala Perum Bulog Sub Divre VI Blangpidie, HM Ridha Arief, yang dihubungi Serambi, Selasa (23/12) menjelaskan, hasil pemantauan beberapa hari terakhir harga GKP tingkat petani berkisar antara Rp 2.800-Rp 2.900/kg. Menurutnya, harga tersebut melampaui HPP yaitu Rp 2.200/kg.

Sama halnya dengan harga beras tingkat pedagang dan konsumen mencapai Rp 5.000-Rp 5.200/kg. Sementara sesuai Inpres No 1/2008 tanggal 12 April 2008 tentang kebijakan perberasan ditetapkan harga beras di gudang Bulog sesuai HPP Rp 4.300/kg ditambah insentif ongkos angkut Rp 300/kg sehingga pembelian di gudang Bulog Rp 4.600/kg.

Akibat harga beras di tingkat pedagang dan konsumen melampaui HPP, maka para pengusaha penggilingan padi lebih tertarik melepas beras di pedagang umum. Sehingga target pengadaan beras (termasuk menyerap beras lokal produksi Abdya) di Perum Bulog Subdivre VI Blangpidie tahun 2008 belum tercapai. Dari target yang ditatapkan 600 ton, realisasi sampai 22 Desember 2008 sebanyak 461 ton atau 76,84 persen.

Pun begitu, kata Ridha, harga GKP tingkat petani dan harga beras tingkat pengusaha lebih tinggi dari HPP mempunyai dampak positif karena petani dapat menikmati keuntungan maksimal. Lagi pula, tambahnya, pengadaan atau pembelian oleh Perum Bulog bertujuan agar petani produsen mendapat harga jual gabah minimal sama dengan HPP. Sehingga mendorong peningkatan pendapatan petani dan produksi pangan dalam negeri.

Menyangkut kualitas beras produksi petani Abdya, menurut Ridha, jauh lebih baik dan diyakini akan mampu bersaing dengan beras produksi luar.

Kecuali kesediaan Perum Bulog Sub Divre VI Blangpidie menyerap beras lokal setempat sesuai persyaratan kualitas, Pemkab Abdya juga terus menjaga stabilitas harga gabah ditingkat petani dengan mengarahkan PUAP (pengembangan usaha agribisnis pedesaan) dari Departemen Pertanian sebesar Rp 3 miliar untuk menyerap gabah produksi petani setempat. (hsi)
aech-economy-review.com

Read more...

peternakan coy

peternakan coy
susu

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP