Memfokuskan Pembangunan Perekonomian Aceh

>> Selasa, 06 Januari 2009

Diskusi refleksi akhir tahun 2008 yang diselenggarakan DPP PRA (Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Aceh) tentang ekonomi politik menghasilkan sebuah catatan terhadap ekonomi Aceh. Menurut Dr Nazamuddin yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi ini,

permasalahan pembangunan ekonomi Aceh saat ini adalah ketidakfokusan pemerintah dalam membangun perekonomian. Beliau menilai pemerintah Aceh harus memiliki fokus dengan mengedepankan skala prioritas dalam pembangunan ekonomi Aceh. Atau dengan kata lain pemerintah Aceh harus mempunyai (memimjam istilah yang digunakan oleh Dr Nazamuddin dalam diskusi tersebut) ‘leading sector’ dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi di Aceh.

Secara teoritis, keberadaan ‘leading sector’ dalam suatu perekonomian memang diperlukan. Keberadaan ’leading sector’ dibutuhkan untuk menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan suatu wilayah. Keberadaan ‘leading sector’ ini nantinya juga akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam perekonomian daerah sehingga sektor lain juga ikut bangkit dan mendapatkan manfaat. Selain itu, dengan fokusnya pengembangan perekonomian pada satu sektor atau pada satu sub sektor saja yaitu pada ‘leading sector’ juga akan memudahkan pemerintah setempat dalam menjalankan, mengontrol, mengawasi dan mengevalausi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan sektor tersebut.

Belajar dari Gorontalo

www.aceh-economic-review.com

Gorontalo merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang berhasil meningkatkan perekonomiannya dengan memfokuskan pengembangan ekonominya pada sektor tertentu saja yaitu pertanian dengan fokus pada komoditas jagung. Propinsi Gorontalo merupakan Propinsi yang tergolong muda di Indonesia. Baru pada tahun 2001, propinsi ini resmi berdiri. Namun demikian Propinsi berpenduduk sekitar 880 ribu jiwa ini tergolong maju pesat. Di bawah kepemimpinan Gubernur Fadel Muhammad, dalam jangka waktu relatif singkat yaitu sekitar dua tahun, Gorontalo berhasil menunjukkan eksistensi dan sumbangsihnya kepada Indonesia dengan menjadi salah satu pengekspor jagung ke luar daerah. Bahkan, dua bulan kemudian Gorontalo sudah mulai mengekspor jagung ke luar negeri. Hingga Agustus 2003, total jagung yang dijual ke luar Gorontalo, baik domestik maupun luar negeri, mencapai jumlah 66 ribu ton lebih.

Secara konseptual sasaran pengembangan kawasan yang dilakukan di Gorontalo adalah untuk mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi kawasan agropolitan, melalui : 1) Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan produksi, produktivitas komoditi pertanian serta produk-produk olahan pertanian, yang dilakukan dengan pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang efisiensi; 2) Penguatan kelembagaan petani; 3) Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengelolaan hasil, pemasaran dan penyedia jasa); 4) Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu; 5) Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi; pendekatan pembangunan wilayah berbasis komunitas lokal menjadi acuan untuk membangun kualitas pertanian di Propinsi Gorontalo. Diharapkan dengan pendekatan ini, partisipasi aktif masyarakat terkristalisasi dalam suatu sinergitas antar grass root system hingga pembangunan sektoral bahkan antar wilayah pengembangan menuju peningkatan competitive advantage, value added, dan value changed.

Kemudian, ada keberanian dan kejelian dari pemerintah propinsi dalam melirik potensi Gorontalo. Lahan pertanian di Propinsi seluas kurang lebih 12 ribu km2 itu memang sebagian besar terdiri lahan kering. Menurut data dari Pemerintah Propinsi Gorontalo, saat ini terdapat lahan kering selaus 126 ribu ha lebih. Sementara lahan sawahnya hanya 2,8 ribu Ha.

Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah propinsi memutuskan untuk memfokuskan pengembangan komoditas jagung sebagai komoditas andalan di Propinsi Gorontalo. Pilihan ini tentunya cukup berani, bukan apa-apa, biasanya prioritas utama pengembangan bahan pangan adalah beras, mengikuti titik berat pembangunan pangan di tingkat nasional. Tapi, gubernur ternyata lebih memilih jagung. Pilihan pengembangan jagung sebagai komoditas unggulan salah satu juga dipengaruhi oleh kunjungannya ke Cina dimana kunjungan memberikan inspirasi kepada Gubernur untuk mengembangkan jagung di Gorontalo.

Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan pengembangan jagung antara lain, di Gorontalo tersedia lahan yang sangat luas yang cocok untuk pengembangan tanaman jagung. Iklim Gorontalo juga mendukung upaya penanaman jagung. Para petani jagung Gorontalo bisa panen 2-3 kali satu tahun. Air tanah di lahan datar cukup dangkal, dengan kedalaman berkisar antara 3-8 meter. Dan dua pelabuhan, Anggrek dan Gorontalo, sangat mendukung untuk perdagangan jagung ke luar Gorontalo.

Keberanian dan kejelian pemerintah Gorontalo dalam memilih komoditas pengembangan juga diikuti dengan penyiapan industri jagung dari hulu ke hilir yang juga sudah diperhitungkan secara cermat. Pemerintah Propinsi Gorontalo menjamin ketersediaan benih unggul (hibrida dan komposit) dan pupuk dengan harga terjangkau. Pemerintah Propinsi Gorontalo juga menganggarkan dana untuk menyediakan dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung industri jagung. Sepanjang 130 km jalan sentra produksi jagung dibangun. Demikian juga gudang/silo. Tak ketinggalan Pemerintah Propinsi Gorontalo juga mengusahakan tersedianya alat pemipil jagung dengan kapasitas 1400-2000 kg/jam.

Dan yang sangat penting dalam kebijakan jagung, Pemerintah Propinsi Gorontalo menjamin dukungan pasar atas produksi jagung yang dihasilkan petani. Salah satunya dengan menetapkan kepastian harga jagung. Saat ini, Pemerintah Propinsi Gorontalo mematok harga jual jagung dari petani sebesar Rp 700/kg dengan kadar air 17%.

Sedangkan harga gudang berselisih 100 rupiah, yakni Rp 800/kg dengan kadar air sama.Jagung Gorontalo dipasarkan keluar daerah, bahkan ke luar negeri. Untuk pasar domestik, sebagian besar jagung Gorontalo dijual ke Pulau Jawa. Sementara untuk ekspor ke laur negeri, saat ini beberapa negara sudah menajdi tujuan rutin pengiriman jagung Gorontalo. Ngara-negara tersebut adalah Malaysia, Korea, Jepang dan Philipina. Untuk pasar ekspor, Gubernur pasang target untuk memasok sekitar 1 juta ton jagung ke Korea.

Untuk mengembangkan lebih lanjut industri agribisnis jagung di Gorontalo, Pemerintah Propinsi Gorontalo telah menyusun beberapa kegiatan yang berkaitan dengan kelembagaan agribisnis. Kegiatan tersebut antara lain, pembentukan posko agropolitan di tingkat kecamatan, pembinaan kelompok tani, dan terbentuknya Masyarakat Agribisnis Jagung (MAJ).

Di samping itu, Pemerintah Propinsi Gorontalo juga menyusun kegiatan on farm, untuk menjamin kontinuitas hasil Produksi jagung. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah; percontohan teknologi budidaya jagung di 70 lokasi dan setiap lokasi 10 ha, pada sentra produksi jagung; pembentukan maize center dengan program show windows, selaku percontohan sumber teknologi jagung, perbaikan jagung varietas lokal, menyusun master plan yang berbasis pengembangan jagung; demplot, pemupukan dan teknologi pengolahan tanah; pemanfaatan air tanah ( 3 kali tanam dalam setahun ); dan percontohan sistem tanaman dan ternak (crop livestock system).

Aceh

Melihat RPJM Aceh 2007-2012, pada bagian arah kebijakan umum bidang ekonomi terdapat poin yang menyebutkan bahwa salah satu arah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi adalah melakukan revitalisasi pertanian dan perikanan yang difokuskan pada pengembangan komoditi unggulan dan mendorong pengembangan kluster-kluster industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Melihat hal tersebut, cukup menggambarkan bahwa sebenarnya dalam rencana pembangunan Aceh dalam jangka waktu hingga tahun 2012 terdapat arah yang jelas. Namun demikian, di dalam poin tersebut belum tergambarkan cukup jelas pada komoditas unggulan mana yang menjadi prioritas pembangunan ekonomi Aceh.

Berdasarkan perkembangan ekonomi Aceh per sektor hingga tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Bank Dunia terlihat bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memang merupakan sektor yang mengalami perkembangan yang cukup baik. Sektor listrik, gas & air, bangunan, transportasi & komunikasi, keuangan & perbankan, dan Jasa-jasa memang mengalami perkembangan yang lebih tinggi, namun hal ini disebabkan akibat keterkaitan sektor-sektor tersebut dengan usaha rekonstruksi pasca tsunami di Aceh. Perkembangan sektor pertanian yang mencapai 4,9 persen merupakan untuk pertama kalinya melebihi tingkat produksi pada masa sebelum tsunami, dan juga jauh lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan rata-rata sektor pertanian pulau Sumatera yang tercatat sebesar 2,3 persen secara keseluruhan. Selain itu sektor pertanian juga merupakan sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja di Aceh yaitu sebesar 60 persen.

Apabila diperhatikan lebih jauh, pertumbuhan sektor pertanian di Aceh di dominasi oleh sub sektor perkebunan yang di ikuti oleh tanaman pangan dan perikanan. Mengamati hal tersebut mungkin pemerintah Aceh bisa mengambil salah satu komoditas yang ada di sub sektor perkebunan atau tanaman pangan untuk kemudian dijadikan prioritas dalam pengembangan ekonomi di Aceh. Tentunya kemudian dalam menentukan prioritas komoditas yang akan dikembangkan juga mempertimbangkan hal-hal lain seperti ketersediaan dan kondisi lahan, ketersediaan infrastruktur, dukungan pasar dan lain sebagainya.

Selain itu, dalam pengembangan komoditas tersebut, perlu dipersiapkan suatu industri dari hulu hingga ke hilir yang juga sudah diperhitungkan secara cermat sehingga manfaat yang akan ditimbulkan dari pengembangan komoditas tersebut dapat lebih besar. Industri pengolahan terhadap komoditas tersebut akan memberikan nilai tambah bagi komoditas tersebut sekaligus juga akan memberikan efek ganda (multiplier effect) bagi sektor-sektor lain yang berkaitan.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah ketahanan perekonomian daerah, jangan sampai apabila sektor atau sub sektor atau komoditas yang menjadi fokus pemerintah Aceh dalam pengembangan perekonomian mengalami kelesuan maka perekonomian ikut mengalami ‘guncangan’ ekonomi yang besar. Harus dipikirkan suatu mekanisme sistem perekonomian yang baik sehingga perekonomian Aceh memiliki ketahanan yang kuat.

* Mahasiswa asal Aceh, sedang menyelesaikan studi di Teknik Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota) ITB Bandung

Read more...

Gubernur Aceh Terima Penghargaan Dari Presiden


Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, atas nama Provinsi NAD menerima penghargaan di bidang peningkatan produksi beras. Penghargaan tersebut diberikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Kamis (18/12). Selain Aceh, penghargaan serupa turut diterima oleh 11 provinsi dan 116 kabupaten/kota lain di Indonesia.

"Kesuksesan ini merupakan kesuksesan para petani Aceh yang secara intensif meningkatkan jumlah produksi," kata Gubernur usai menerima penghargaan. Lebih jauh Irwandi menjelaskan, produksi beras Aceh kini berada di atas lima persen. Hal ini, sebutnya, berkat intensifikasi produksi beras yang dilakukan dengan teknologi penanaman baru dan mengganti sistemyang masih bersifat tradisional.
"Peningkatan produksi beras kita genjot. Dari sebelumnya 4 ton perhektare maksimum kini menjadi sekitar 8-11 ton," tambahnya.

Irwandi juga mengatakan, pemerintah Aceh memberikan insentif kepada petani senilai RP 250 juta per desa. dana tersebut diberikan melalui pemuka desa dan pimpinan di tingkat kabupaten/kota. mulai 2009, kata dia, dana tersebut akan ditambah dari provinsi sebesar 100 juta
www.aceh-economic-review.com

Read more...

Kinerja Ekonomi Aceh Peringkat Dua Terbaik

Aceh dinobatkan sebagai provinsi dengan kinerja ekonomi terbaik kedua setelah Provinsi Kepulauan Riau. Prestasi ini, sebut Kepala Badan Investasi dan Promosi NAD, Ir. Anwar Muhammad, berdasarkan penilaian Tim Juri Investment Award 2008 yang diketuai pakar Ketenagakerjaan Indonesia, Prof. Dr. H. Bomer Pasaribu, dengan ekonom bisnis Indonesia, Rofikah Rokhmin, Ph.D.

"Variabel penilaiannya adalah investasi yang masuk, pertumbuhan ekonomi, ekspor impor, kesejahteraan, daya beli masyarakat dan tingkat kemahalan investasi," jelas Anwar.

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh sebesar 7,46 persen pada 2007 serta iklim investasi yang mulai membaik, telah membawa Aceh pada posisi ini. Kinerja ekonomi ini, kata dia, belum memuaskan. Tapi telah mampu memberi angin segar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nasional.

"Pemerintah Aceh akan terus meningkatkan kinerja ekonomi daerah dengan menggalakkan investasi, memperbaiki dan menyediakan infrastruktur, serta melengkapi peralatan penunjang lainnya," sebutnya.

Beberapa infrastruktur yang sudah coba diwujudkan, terutama demi mendukung kegiatan ekspor Aceh. Dikatakan, saat ini ada dua pelabuhan yang diharapkan menjadi pelabuhan ekspor SDA Aceh. yakni, Pelabuhan Krueng Geukuh, Aceh Utara dan Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar. Meski dua pelabuhan tersebut sudah dinyatakan siap dan infrastruktur seperti gudang dan alat pengangkut sudah ada, tetapi para pengusaha masih enggan ambil bagian. "Memang masih banyak hal yang perlu dibenahi. Aceh belum punya badan sertifikasi produk. ke depan kita akan usahakan hal ini sehingga memudahkan pengusaha kita," katanya.

Read more...

Janda Konflik di Aceh Masih Berada di garis Kemiskinan

Mayoritas janda korban konflik di Aceh sampai saat ini masih di bawah garis kemiskinan dan taraf pendidikan tidak lulus Sekolah Dasar dengan usia rata-rata diantara 18 hingga 75 tahun.

“Kebijakan pemerintah, terutama dalam sektor sosial ekomoni belum maksimal untuk menyentuh kehidupan para janda yang hidup dalam taraf miskin,” ujar Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, saat membuka pertemuan forum pemberdayaan perempuan kepala keluarga, di Asrama Haji Banda Aceh, kemarin.

Menurut Nazar, selama kurun waktu hingga 2004 secara data, ada 14 ribu perempuan di wilayah Aceh yang menjadi janda akibat konflik bersenjata.

Selain itu, juga tercatat sebanyak 58 ribu lebih anak menjadi yatim dan piatu karena orang tuanya menjadi korban konflik. “Jumlah itu pastilah melonjak setelah hadirnya bencana tsunami di penghujung 2004 lalu,” sebutnya.

Sementara dari data nasional, lanjutnya, sekitar 13,4 persen janda yang ada di Indonesia masih hidup dalam kemiskinan. Disamping itu, mereka harus menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab menghidupi anak-anaknya.

“Kemiskinan yang dialami janda korban konflik itu disebabkan banyak faktof, diantaranya tingkat pendidikan yang rendah serta stigma dari masyarakat hingga membuat mereka kesulitan memperoleh akses dalam berbagai hal di masyarakat,” tambah Wagub Nazar.

Karenanya, ada anggapan pemerintah Aceh sangat kurang memperhatikan nasib pada janda konflik itu. “Kami selaku bagian dari pemerintahan Aceh mengakui kelemahan itu,” sebutnya. “Itu sebabnya berbagai langkah terus dilakukan untuk memberi perhatian terhadap kaum kepala rumah tangga perempuan di Aceh,”.

Jika perhatian terhadap terhadap kepala keluarga perempuan kurang, jelasnya, akan berdampak kepada tingkat rendahnya pembangunan sumber daya manusia di Aceh.

Harapnya, kepala rumah tangga agar selalu memperhatikan dan memberikan peran lebih kepada kaum perempuan Aceh, terutama dalam ruang lingkup kehidupan sosial kemasyarakatan.

“Namun demikian, bukan berarti kaum perempuan melupakan kodratnya sebagai pengatur rumah tangga, karena bagaimanapun dalam ajaran Islam, kedudukan suami tetap sebagai imam alias kepala keluarga,” tandasnya.

Apalagi, tambahnya, sesuai dengan system pengelolaan aadministrasi kependudukan di Indonesia berdasarkan UU nomor 23 tahun 2006, tentang administrasi kependudukan, yang menjadi kepala keluarga adalah suami.

Menurut Nazar, meskipun di Aceh banyak kaum perempuan Aceh menjadi janda akibat kehilangan suami, secara otomatis mereka berubah fungsi dan bertambah beban dalam memikul tanggung jawab keluarga.

( aceh-economy-review.com

Read more...

gurita berkepala manusia

PADANG - Warga Kelurahan Berok Nipah Kecamatan Padang Barat, Kota Padang dibuat geger oleh seekor gurita yang memiliki kepala menyerupai manusia. Gurita seukuran telapak tangan orang dewasa itu ditemukan Nita, warga setempat, ketika sedang merebus gurita.

"Saya biasa makan gurita. Tadi pagi, saya diberi 20 ekor gurita yang berasal dari Sioban, Mentawai. Ketika direbus, satu gurita muncul seperti kepala manusia. Ada guratan serupa mata, hidung, dan telinga," ujar Nita.

Temuan itu segera menjadi tontonan masyarakat setempat. Hingga tadi sore, warga masih ramai menyaksikan gurita dari Mentawai itu.

Read more...


Read more...

ULTAH AKHIR TAHUN ( Langsa )


27 DESEMBEER
Minggu Pagi Ceria…
Minggu Pagi Gembira
Anak-anak bersorak riang
Bermain Guli…
Kejar-kejaran…
Meski Belum Mandi
Semangat Mereka Bak Pejuang 45
Minggu Pagi Ceria…
Minggu Pagi Gembira…
Muda-Mudi Berlarian…
Sunday Morning…
Jalan-jalan Pagi… Sambil Ngeceng…
Minggu Pagi Ceria…
Minggu Pagi Gembira…
Ibu Sibuk Masak Nasi Goreng
Makanan Favorit Anak-anaknya
Sang Kepala Sibuk Gotong Royong
Bersama Kepala Lainnya


Semua Sibuk Sendiri
Tidak Ada Yang Menyadari…
Sesuatu Akan Terjadi
Senyumnya
Canda Tawanya
Kasihnya
Otonya
Masih Dalam Benakku
26 Desember 2004
Tanggal Baru Sejarah Aceh
Bumi Berguncang Dengan Hebatnya
Bumi Ikut Berdisko
Seketika Semua Tersentak
Disko Apa Gerangan?
Minggu Pagi Ceria…
Minggu Pagi Gembira…
Anak-anak Berlarian
Mamak…. Abi…
Ibu… Ayah…



Minggu Pagi Ceria…
Minggu Pagi Gembira…
Muda-Mudi Terduduk
Tersentak Takbir
Tersentak Dzikir
Ibu-ibu pun Turut Berhamburan
Tak Satu pun Berteduh
Keluar Apa Adanya
Dengan Lilitan Hnduk
Dengan Daster Merah Muda
Dengan Kaos Oblong
Tanpa Sadar
Respon Seketika
Langsa Dipenuhi Alunan Zikrullah
Bergumam Takbir
Berdecak Istighfar
LAHAULA WALA QUATA ILLA BILLAHIL’ALIYUL ‘AZHIIIM





Derai Airmata Ananda…
Semakin Erat Dalam Pelukkan
IBU…..
AYAH…
MAMAK…
ABI…..
Kegalauan Semakin Menjadi
Disko Semakin Terasa
Bumi Dendam pada Kami
Meninggalkannya Semalam Tadi
Tanpa Izin
Alunan R & B Masih Berlanjut
Pepohonan Menikmati
Air Melompat-lompat
Rumah dan Bangunan Turut Bergoyang
Anak Manusia?
Rasakan Wahai ANAK MANUSIA….
Nikmati R % B ku
Ayo Bergoyang
Ayo Joget Ria


Dangdut Mania…
Digoyang…. Mau Dong…
Rasakan Wahai ANAK MANUSIA…..
Derai Airmata Membasahi Pipi mungil
Derai Airmata menyelimuti Ibu
Derap Kesesakkan Menghujam Dada Ayah
Semangat Pemuda Menguap
Terkulai….
Terduduk…
Tanpa Asa…
Berharap AR-RAHMAN Menjenguk Dzikir Kami
Berharap Cinta AR-RAHIIM Hadir di Hati
MUKHSIN AVICENNA

Read more...

NATA DE COCO

Teman-teman tau gak nata de coco?
Itu lho yang di gelas2 ada kaya kelapanya. Yang enak itu, apa lagi waktu buka puasa. Nach tau gak gimana cara buat nata de coco? Ne saya kasi deh bocorannya..
Kita buat yiuk
Cara pembuatan
· Saring air kelapa dengan menggunakan
kain saring lalu didihkan dan
dinginkan.
· Campurkan gula pasir (100 g/l air
kelapa), asam cuka 20 ml/l air kelapa
dan bibit Acetobacter xylinum (170
ml) ke dalam air kelapa di dalam
panci pencampur, lalu diaduk sampai
merata. Campuran tersebut mempunyai
keasaman (pH) 3-4.
· Masukkan campuran tersebut ke
dalam stoples dengan tinggi campuran
4-5 cm, lalu ditutup dengan kain
saring. Letakkan stoples di tempat
yang bersih dan aman.
· Setelah 15-20 hari berlangsungnya
proses fermentasi terbentuklah lapisan
nata di permukaan cairan dengan
ketebalan 1-2 cm. Lapisan nata
dengan berat + 200 g. Cairan di
bawah nata merupakan cairan bibit
yang dapat digunakan untuk
pembuatan nata selanjutnya.
Pemanenan nata
· Lapisan nata diangkat secara hati-hati
dengan menggunakan garpu atau
penjepit yang bersih supaya cairan di
bawah lapisan tidak tercemar. Cairan
di bawah nata dapat digunakan
sebagai cairan bibit pada pengolahan
berikutnya.
· Buang selaput yang menempel pada
bagian bawah nata, dicuci lalu
dipotong dalam bentuk kubus dengan
ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm dan dicuci.
Tuang dan rendam potongan nata de
coco dalam ember plastik selama 3
hari dan setiap hari air rendaman
diganti. Sesudah itu, nata direbus
sampai mendidih bersuhu 110oC
selama 10-20 menit. Tujuan
perendaman dan perebusan untuk
meng-hilangkan rasa asam.
· Nata dimasukkan dalam sirup lalau
didihkan pada suhu 100oC + 15 menit,
sesudah itu bila perlu dapat ditambahkan
essens panili atau pewangi
lainnya dan garam secukupnya, lalu
dibiarkan selama 1 malam. Buat sirup
nata dengan perbandingan untuk 3 kg
produk nata potongan, diperlukan 2
kg gula dan 4,5 l air. Mula-mula gula
dituangkan ke dalam air, panaskan
sampai larut dan lalu saring.
· Selanjutnya nata dikemas dalam
kantong plastik atau botol selai
dengan perbandingan antara padatan
dan cairan 3:1, botol ditutup rapat,
kemudian direbus dalam air mendidih
selama 30 menit. Angkat dan dinginkan
di udara dengan tutup terletak
pada bagian bawah, slanjutnya botol
diberi label dan siap untuk dipasarkan.
Pembuatan bibit nata
· Buah nenas dikupas, dicuci sehingga
dihasilkan daging nenas.
· Daging nenas dipotong kecil-kecil,
dihancurkan, dan diambil ampasnya.
· Ampas nenas dicampur dengan gula
pasir dan air masak dengan perbandingan
6:1:3 sampai merata.
· Masukkan campuran tersebut dalam
stoples bersih dan tutup dalam kain
saring. Diamkan selama 2-3 minggu.
· Biarkan tanpa diganggu selama 2-3
minggu hingga terbentuk lapisan
putih atau bibit Acetobacter xylinum.

Nach mudah kan….
Semoga bermanfaat…
Mari berkreasi kita bangun sektor wirausaha madani yang kreatif tapi berlandaskan imtaq yach

Read more...

peternakan coy

peternakan coy
susu

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP