DAKWAH KAMPUS DAN AMANAH LAPANGAN
>> Rabu, 19 November 2008
(Sebuah Persembahan untuk Para Pejuang Dakwah)
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
Islam sejatinya adalah agama perubahan , ia mengajak manusia untuk berubah dari kegelapan menuju cahaya kebenaran yang menjadikannya rahmat bagi alam semesta. Dan tentu saja tidak sembarang pemuda yang layak menjadi agen-agen perubahan yang membawa nilai-nilai islam. Ada criteria-kriteria khusus yang harus dimiliki oleh pemuda pengubah sejarah ini. Mereka juga harus memiliki visi dan misi yang jelas berdasarkan nilai-nilai yang mereka bawa.1
Mahasiswa sebagai pemuda memiliki peran tersendiri dalam jalan dakwah. Mereka menjadi motor-motor penggerak yang selalu melaju kencang mengiringi lika-liku jalan yang ditempuh dalam dakwah. Setiap arang melintang pasti ada dalam pergerakan mereka. Tidak mungkin dalam sebuah jalan dakwah terjadi kesunyian, kenyamanan, keheningan yang tanpa disadari melenakan dai itu sendiri. Hasan Al-Banna mengatakan ” ketika seorang dai merasa nyaman dalam dakwah, boleh jadi itu bukan jalan dakwah”. Mengapa seperti itu?? Karena dakwah penuh dengan rintangan, hambatan, cobaan, yang senantiasa silih berganti menemani seorang dai.
Mahasiswa yang selalu bergelut di dunia kampus tentu saja punya cara tersendiri dalam mendakwahkan al-Islam. Perlu adanya srategi-strategi yang jitu menghadapi ke-heterogen-an mad’u yang mereka dakwahi. Jangan sampai seorang ”aktivis dakwah” gelar yang disandang oleh mahasiswa itu sendiri tidak mempunyai kafa’ah yang cukup dalam mengeksplor srategi-strategi itu untuk menjalankan roda-roda dakwah yang senantiasa berputar.
Mahasiswa tidak salah ketika memilih anamah lapangan ini (red = dakwah) sebagai jalan yang ditempuh karena menjadi aktivis dakwah adalah bentuk ibadah yang Allah sukai. Ibadah di sini adalah ibadah dakwah. Aktivitas mengajak manusia kepada kebaikan serta merta akan menciptakan kebaikan yang lebih luas pula.2 Sesuai dengan firman Allah:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” ( QS. Fushilat: 33).
Mahasiswa jangan sekali-kali mundur dalam medan dakwah karena itu sama saja dengan membiarkan diri kita masuk ke jurang kebinasaan. Jalan dakwah memang jalan yang terjal dan penuh dengan kerikil-kerikil yang tajam. Maka dari itu tidak banyak yang mampu bertahan di jalan yang Allah ridhoi ini. Akan tetapi hal itu perlu diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Ibarat seorang mujahid dalam pertempuran kalau tidak mendapatkan kemenangan hanya satu tujuan terakhir yaitu mati syahid. Jadi siapa lagi yang mau meneruskan jalan para Nabi ini, kalau bukan kita???
0 komentar:
Posting Komentar