Peternakan sebagai Tombak Kemajuan Bangsa yang Terlupakan
>> Selasa, 19 Mei 2009
Krisis Ekonomi sebagai Tantangan dan Peluang Inovasi
Peternakan sebagai Tombak Kemajuan Bangsa yang Terlupakan
Mukhsin Avicenna
Zambrud Khatulistiwa dan Negara Agraris adalah julukan yang pernah singgah dalam negeri tercinta Indonesia. Pulau-pulau yang terbentang bak permadani hijau dengan segala kekayaannya. Tak hanya di darat, kekayaan lautnya pun tak dapat kita hitung. Betapa kayanya Indonesia. Namun, rakyat Indonesia masih bergelimpang kemiskinan. Seperti lagu Cindai yang dinyanyikan Siti Nurhaliza. “ Tilamku emas berbantal lengan tidurku.“
Dalam 4 sehat dan 5 sempurna, zat yang paling essensial adalah protein. Protein sangat dibutuhkan manusia. Protein berfungsi menggantikan sel-sel yang rusak. Banyak yang menyangkal, protein hanya untuk anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan. Kecukupan konsumsi protein tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan, banyak literatur menyatakan konsumsi protein sangat berkaitan dengan tingkat intelegensia. Artinya, untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu hal yang harus menjadi perhatian yaitu memenuhi kebutuhan akan protein.
Protein dalam sumbernya dibedakan atas protein nabati dan protein hewani. Protein nabati ialah protein yang berasal dari tumbuhan, kandungan asam amino esensialnya sangat sedikit. Sedangkan protein hewani ialah protein yang terdapat dalam tubuh hewan, kandungan asam amino essensialnya lebih banyak dan lebih lengkap yang dibutuhkan tubuh. Asam amino essensial ialah asam amino yang dibutuhkan tubuh sebagai asupan gizi namun tubuh tidak mampu mensintesis asam amino tersebut. Protein tersusun atas asam-asam amino yang beraturan dan berbeda.
Sediaoetama (2000) dalam bukunya “Ilmu Gizi” mengemukakan, dari total kebutuhan protein, sekitar 20-40% atau kalau dirata-ratakan sekitar 30% disarankan untuk disuplay dari sumber protein hewani, antara lain daging, telur, dan susu, agar asam amino esensialnya menjadi lengkap.
Sebagai gambaran berikut tabel kandungan protein dalam produk peternakan.
Produk | Kandungan Proteina | Harga Produkb | Harga Proteinc |
Daging Sapi | 19,8% | Rp 42.000,-/kg | Rp 212,-/gram
|
Susu Murni | 3,2% | Rp 5.000,-/liter | Rp 156,-/gramd |
Daging Ayam | 18,2% | Rp 13.000,./kg | Rp 71,-/gram
|
Telur Ayam | 12,8% | Rp 8.000,-/kg | Rp 63,-/gram
|
Keterangan: a) Ilmu Gizi (Sediaoetama, 2000), b) Harga eceran Januari 2006 di sekitar
tempat tinggal penulis, c) Harga hasil perhitungan penulis, d) 1 liter susu
dianggap setara 1 kg.
Perkiraan kasar kebutuhan manusia akan protein sekitar satu gram per kg berat badan per hari. Jika seseorang dengan berat badan 80 kilogram maka kebutuhan protein yang harus dipemuhi adalah 80 gram per hari. Sehinga kebutuhan protein hewani yang dibutukan ialah 4 ons dari daging sapi atau 2,5 kg (2,5 liter ) susu atau 4,4 ons daging ayam atau 6,25 ons telur ayam atau 3-4 butir telur. Dengan demikian tiap perbandingan harga dari produk peternakan yang harus dikeluarkan sekitar Rp 5.000,00 – Rp 12.500,00 per hari.
Apabila kebutuhan protein dalam setiap manusia dapat tercukupi maka negeri tercinta ini akan menjadi salah satu negeri adikuasa dengan SDM yang unggul. Kita tidak lagi menggunakan alat-alat elektronik atau kendaraan luar negeri namun kita sudah mampu menciptakan sendiri. Selain itu, keamanan dan kesejahteraan Indonesia akan tercipta dengan sendirinya.
Kecukupan konsumsi protein akan menjadi masalah, manakala banyak keluarga dengan tingkat perekonomian yang terbatas tidak mampu menyediakan protein yang optimal dalam menu makanan sehari-hari bagi keluarganya. Pengeluaran minimun masyarakat dalam mencukupi kebutuhan protein hewani terletak pada telur dan daging ayam. Terlihat jelas kemampuan masyarakat umum dalam mencukupi kebutuhan proteinnya pada telur dan daging ayam masih sangat kurang. Sebenarnya siapa yang pantas disalahkan. Pemerintah yang tidak profesional dan anggota parlemen yang sehari-hari hanya korupsi ataukah masyarakat yang selalu merasa benar dan hanya mereka yang pantas menjadi perasa tanpa turut berkontribusi. Oleh karenanya diharapkan Indonesia kembali melihat potensi yang ada di dunia peternakan sebagai solusi kemajuan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar