Membujuk Pasangan Yang Sedang Merajuk
>> Senin, 24 November 2008
Membujuk Pasangan Yang Sedang Merajuk
eramuslim - Pernahkah anda menghadapi pasangan yang sedang merajuk (ngambek)? Barangkali sering, atau kadang-kadang pasangan kita merajuk. Bila suami atau istri sedang merajuk, situasi menjadi tidak nyaman. Ngobrol terasa tidak enak dengan orang yang hanya diam, mulut yang bungkam, bahkan bibirnya mengerucut, atau dipunggungi di tempat tidur.
Seperti yang terjadi pada pasangan Yusuf dan Aisyah. Sudah sejak tadi pagi mereka tidak saling bicara. Percakapan yang terjadi di antara mereka hanya sebatas kalimat-kalimat pendek. Panggilan-panggilan sayang seperti, "Yang...", "Si Ayah lucu" atau "Ibuku tercayang", tidak lagi terdengar. Anak juga ikut bingung, kedua orang tua mereka sering menyuruh untuk saling menyampaikan pesan. "Hanif, bilang sama ayah, kalau korannya sudah selesai dibaca, ibu mau pinjam," kata Aisyah.
Yusuf mencolek putrinya kemudian berbisik, "Asma tolong tanyakan pada ibu di mana kemeja ayah yang warna biru?" Banyak urusan jadi macet karena sang kurir yang membawa pesan tidak selalu dapat diandalkan. Ayah dan ibu yang sedang bermasalah, anak-anak yang menjadi korban. Kekusutan yang menyebabkan perang dingin itu tidak segera dapat diurai. Padahal mereka ngambek hanya gara-gara berdebat ke mana mereka akan berkunjung di akhir pekan.Yusuf ingin menjenguk ibunya, sedangkan Aisyah tetap ngotot ingin mengajak anak-anak berenang ke pantai. Padahal baik Yusuf maupun Aisyah sudah saling memaham karakter masing-masing.
Pernikahan mereka yang sudah berjalan sekian tahun, sudah cukup memberikan mereka waktu dan kesempatan untuk saling mengenal sifat masing-masing. Namun egolah yang membuat mereka untuk tidak segera berbaikan. Kasus pasangan yang merajuk ini sebenarnya bisa dialami oleh pasangan manapun di dunia. Merajuk bisa dijadikan salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan terhadap pasangan. Namun si perajuk seringkali tidak memperlihat ekspresi wajah yang sesungguhnya.
Gejala yang mudah dikenali adalah si perajuk selalu menghindari segala macam kontak. Jangankan sentuhan, berada pada satu ruangan saling bertegur sapa pun menjadi hal yang sangat dipaksakan. Repotnya kita tidak pernah tau apa yang menjadi penyebabnya. Seringkali kita harus menebak-nebak apakah gerangan yang terjadi?
Merajuk bisa disebabkan oleh apa saja, mulai dari masalah sepele sampai masalah yang besar bisa menjadi alasan. Merajuk tidak sama dengan stonewalling, suatu sikap mengabaikan semua pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Hal ini terjadi ketika seseorang merasa lelah bertengkar, ia menjadi defensif, bahkan sama sekali tidak bereaksi baik secara emosi maupun verbal terhadap lawan bicara. Sikap membatu seperti ini melambangkan pembangkangan, ketidaksetujuan, dingin dan ketidakpuasan. Pada umumnya laki-laki tidak terlalu tergugah secara psikologi menghadapi seorang stonewalling, namun seorang istri menjadi sangat dramatis dan sedih menghadapi suami yang demikian. Dalam kondisi stonewalling komunikasi sangat sulit dibangun.
Seorang yang sedang merajuk sangat sulit untuk diajak bicara dengan rasional. Kondisi ini tidak selalu bisa diperkirakan akan berlangsung berapa lama. Segi negatif dari merajuk adalah terputusnya kominikasi. Jika tidak diselesaikan dengan bijak, aksi merajuk ini bisa berlanjut menjadi perang dingin dan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Jadi usahakan untuk segera mengakhiri aksi merajuk pasangan anda.
Tips menghadapi pasangan yang merajuk :
1. Menahan harga diri dan gengsi, tidak berguna sama sekali, sehingga tidak perlu segan untuk mengajukan tawaran berdamai lebih dahulu. Prinsipnya adalah berlomba-lomba dalam kebaikan.
2. Lupakan sejenak perdebatan tentang siapa yang salah. Ingat mundur selangkah bukan berarti kalah.
3. Lakukan pendekatan dengan taktis dan sabar, karena orang yang sedang merajuk memiliki kecenderungan emosional.
4. Pergunakan jurus-jurus rayuan yang dapat meluluhkan hatinya, bila perlu berikan hadiah dan belaian sayang.
5. Saat si perajuk mulai membuka diri, coba tanyakan apa yang membuatnya marah, namun jangan menginterogasi.
6. Cobalah untuk mengetahui apa yang yang mengusik perasaannya dan pahamilah.
7. Berikan dorongan pada pasangan anda untuk mengungkapkan isi hatinya, katakan anda akan merasa lebih baik jika mengetahui perasaannya.
8. Jadilah pendengar yang baik. Singkirkan dulu keinginan untuk berkomentar, ini saatnya untuk gencatan senjata atau justru mengalah.
9. Berbaikan, adalah akhir dari suatu pertengkaran. Dan pada keduanya akan timbul rasa saling menyayangi, saling memaafkan, saling melupakan, saling mentertawakan kekonyolan yang terjadi dan kembali mesra.
0 komentar:
Posting Komentar